Reporter: Handoyo | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Ekspor rumput laut Indonesia ke Filipina tahun ini berpeluang meningkat drastis. Adanya badai topan Bopha atau taifun tropis yang menerpa Filipina pada tahun lalu mengakibatkan produksi rumput laut di sana turun signifikan.
Safari Azis Ketua Umum Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI) mengatakan, penurunan produksi rumput laut di Filipina akibat terjangan topan Taifun tersebut mencapai setengahnya atau 50.000 ton dari produksi total per tahun. "Kita harapkan dapat mengisi kekurangan tersebut,” kata Safari, Rabu (16/4).
Sekedar gambaran saja, Filipina merupakan salah satu pasar utama tujuan ekspor rumput laut Indonesia. Dari lima negara tujuan ekspor rumput laut Indonesia, Filipina menduduki peringkat kedua setelah Tiongkok.
Tahun lalu volume ekspor rumput laut Indonesia ke Filipina tercatat mencapai 7.853 ton atau menurun 29,96% dibandingkan tahun sebelumnya yang 11.212 ton. Sementara itu dari sisi nilai, ekspor rumput laut Indonesia ke Pakistan tercatat US$ 10.867 atau turun 11,70% dibandingkan tahun 2012 yang mencapai US$ 12.306.
Jenis rumput laut yang diekspor ke Filipina adalah Eucheuma Cottoni. Namun sayang, mayoritas atau 90% dari volume rumput laut yang diekspor tersebut masih dalam bentuk kering atau mentah, sehingga tidak bernilai tambah.
Tahun ini, produksi rumput laut diproyeksi masih akan tetap tumbuh. Berdasarkan perkiraan ARLI, produksi rumput laut kondisi kering akan mencapai 250.000 ton-300.000 ton atau tumbuh 25% dibandingkan realisasi produksi tahun lalu sebanyak 200.000 ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News