kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.403.000   -6.000   -0,25%
  • USD/IDR 16.718   7,00   0,04%
  • IDX 8.657   -53,52   -0,61%
  • KOMPAS100 1.182   -11,11   -0,93%
  • LQ45 848   -7,02   -0,82%
  • ISSI 309   -1,55   -0,50%
  • IDX30 438   -4,20   -0,95%
  • IDXHIDIV20 507   -6,34   -1,24%
  • IDX80 132   -1,12   -0,84%
  • IDXV30 139   -1,90   -1,35%
  • IDXQ30 139   -1,98   -1,40%

Ekspor Tumbuh Positif 66 Bulan, Kadin Ajak Pelaku Usaha Genjot Ekspor Pasca-CEPA


Selasa, 09 Desember 2025 / 13:52 WIB
Ekspor Tumbuh Positif 66 Bulan, Kadin Ajak Pelaku Usaha Genjot Ekspor Pasca-CEPA
ILUSTRASI. Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Novyan Bakrie


Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Novyan Bakrie, mendorong pelaku usaha untuk terus memperkuat kinerja ekspor nasional di tengah ketidakpastian geopolitik global.

Ajakan tersebut disampaikan saat Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) bertema “Potensi Ekspor Pasca-CEPA Europe & Canada” di Jakarta, Senin (8/12).

Dalam paparannya, Anindya alias Anin menyoroti capaian ekspor Indonesia yang masih menunjukkan pertumbuhan konsisten. Hingga Oktober 2025, ekspor nasional tercatat mencapai US$ 38 miliar, dan telah tumbuh positif selama 66 bulan berturut-turut. 

Baca Juga: Danareksa Buka Akses UMKM Lokal Tembus Pasar Global

"Menurut saya itu suatu prestasi yang patut dibanggakan dan disyukuri, mengingat dunia sekarang penuh dengan dinamisme geopolitik,” ujar Anin, dikutip dari keterangan resmi, Selasa (9/12/2025).

Anin mengatakan, ekspor harus menjadi fokus utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Ia bilang, Kadin menerapkan strategi perencanaan industri dengan pendekatan reverse engineering, yaitu membangun sektor industri berdasarkan kebutuhan pasar global. 

Menurutnya, ekspor berperan strategis karena selain menyerap tenaga kerja, juga memperkuat cadangan devisa negara.

“Ekspor ini lintas sektoral. Bukan hanya industrinya dan lapangan kerjanya, tapi ujungnya ekspor meningkatkan devisa,” jelas Anin. 

Lebih jauh, Anin mendorong kolaborasi lebih erat antara Kadin, GPEI, dan pelaku usaha, termasuk UMKM, untuk memperluas basis industri dan meningkatkan kapasitas ekspor. 

Baca Juga: Transformasi Digital Jadi Kunci Daya Saing Perusahaan

Modernisasi dan pemanfaatan data prediktif dinilai penting untuk meningkatkan akurasi analisis dan pengambilan keputusan berbasis skenario.

Anin juga menyinggung perlunya stabilitas iklim usaha. Menggunakan analogi, ia menyatakan bahwa dunia usaha harus dijaga agar tidak “stres” agar tetap produktif. Menurutnya, kolaborasi antar asosiasi, Kadin provinsi, pemerintah, aparat penegak hukum, dan otoritas fiskal dibutuhkan untuk menciptakan kepastian dan kenyamanan dalam berusaha. 

Tentu hukum dan pajak mesti diterapkan, tapi teman-teman ini juga butuh kenyamanan,” ujar Anin.

Meski tantangan global masih besar, Anin optimistis Indonesia berada pada jalur pertumbuhan yang tepat. Ia menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat dipertahankan di atas 5%, dan berkembang menuju 6%-8% dalam jangka panjang. 

We are on the right track. Banyak tantangan, tapi seperti kita lihat dalam sejarah, siklus ini selalu trending-nya naik. Saya yakin dengan bantuan Bapak Ibu (GPEI), kita bisa mencapai pertumbuhan di atas 5%, lalu 6%, 7%, 8% dan tentu ujungnya membawa lapangan kerja dan sama-sama bisa sejahtera,” tutup Anin. 

Selanjutnya: Semua Kode Redeem Fisch Desember 2025: Daftar Terbaru dan Cara Klaim di Roblox

Menarik Dibaca: Promo Alfamidi Ngartis 1-15 Desember 2025, Beli 1 Gratis 1 Blue Band-Banana Milk

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×