Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Elnusa Tbk (ELSA) diperkirakan mampu melanjutkan tren pertumbuhan kinerja pada semester II 2024. Penyerapan belanja modal untuk proyek strategis hingga insentif di sektor hulu migas menjadi pendorongnya.
Muhamad Heru Mustofa, Research Analyst Phintraco Sekuritas, mengungkapkan bahwa ELSA mencatatkan pendapatan sebesar Rp 6,3 triliun pada semester I 2024, naik 7,8% YoY dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 5,86 triliun.
Pertumbuhan ini didorong oleh segmen jasa hulu migas terintegrasi yang meningkat sebesar 37,35% YoY menjadi Rp 2,6 triliun dari Rp 1,9 triliun. Namun, segmen jasa penunjang migas mengalami penurunan sebesar 16,55% YoY menjadi Rp 692 miliar dari Rp 829 miliar, dan segmen jasa distribusi dan logistik energi juga menurun 1,88% YoY menjadi Rp 3,3 triliun dari Rp 3,36 triliun.
Baca Juga: Elnusa (ELSA) Siap Kontribusi Besar untuk Ketahanan Energi Nasional
Menurut Muhamad, peningkatan pada segmen jasa hulu migas terintegrasi didorong oleh kebijakan pemerintah yang meningkatkan eksplorasi hulu minyak dan gas bumi. ELSA, yang memiliki peralatan pengeboran canggih seperti Elnusa Modular Rig 01 (EMR-01), berperan penting dalam mendukung kegiatan eksplorasi tersebut.
ELSA berencana untuk melanjutkan penyerapan belanja modal pada paruh kedua tahun ini, dengan fokus pada proyek-proyek strategis seperti pengadaan Workover Rigs, Downhole Equipment, dan Cementing Unit. Pengembangan infrastruktur ini diharapkan dapat memperkuat posisi ELSA dalam industri energi yang terus berkembang.
Proyeksi pertumbuhan kinerja ELSA hingga akhir tahun 2024 masih menunjukkan potensi yang baik, berkat insentif pemerintah yang dirancang untuk meningkatkan eksplorasi hulu migas.
"Keterbukaan pemerintah dalam melakukan negosiasi untuk membantu kontraktor dalam bentuk insentif fiskal atau pajak dapat mendongkrak kinerja perusahaan kedepannya," katanya.
Namun, Fath Aliansyah, analis Lotus Andalan, mencatat bahwa kontribusi dari sektor hulu migas mungkin akan sedikit menurun dibandingkan semester I 2024. Risiko terkait pergantian pemerintahan baru dapat mempengaruhi jalannya proyek.
Meskipun demikian, Fath tetap melihat prospek ELSA secara positif, terutama dengan adanya pembahasan mengenai merger dengan PT Pertamina Drilling Services Indonesia.
Miftahul Khaer, analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, juga menilai prospek ELSA sebagai positif, mengingat strategi diversifikasi portofolio bisnis yang berjalan dengan baik.
Ia memperkirakan bahwa momentum pertumbuhan akan terus berlanjut pada semester II, memberikan efek positif terhadap saham ELSA.
"Jika mengasumsikan EPS disetahunkan berada di 121 dan potensi ELSA bagi dividen di kisaran 40% sampai 50%, maka bisa menghasilkan potensi dividend yield 10% sampai 13%, dengan menggunakan harga terakhir 480," terangnya.
Miftahul merekomendasikan trading buy dengan target harga Rp 494, sementara Phintraco Sekuritas merekomendasikan buy on support dengan target harga Rp 510 - Rp 540.
Selanjutnya: Penerbitan Global Bond Indonesia Masih Dalam Batas Aman, Begini Kata Analis
Menarik Dibaca: Peringatan Dini Cuaca Besok (10/9) Hujan Deras, Waspada Bencana di Provinsi Ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News