Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Tendi Mahadi
Corporate Secretary PT Bumi Resources Tbk (BUMI) Dileep Srivastava menuturkan, produksi batu bara BUMI pada dua bulan terakhir mencapai sekitar 13 juta ton. Tahun ini, pihaknya menargetkan produksi mencapai kisaran 80-82 juta ton batu bara, naik dari yang sebelumnya berada pada kisaran 78 juta ton batu bara.
Dileep menilai saat ini sulit memprediksi harga batu bara. Menurutnya, harga batu bara terlihat tertekan di bulan Januari-Februari yang disebabkan di antaranya faktor pasar, ketidakseimbangan permintaan dan penawaran, permintaan China & India, produksi domestik, geo politik.
"Tapi, kondisi cuaca di China yang mendekati musim panas, musim hujan, dan risiko banjir serta musim dingin berpotensi mempengaruhi harga secara positif," ujarnya kepada KONTAN, Jumat (8/3).
Sementara itu, Head of Corporate Communication PT PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) Febriati Nadira menyampaikan target volume penjualan ADRO 2024 sebesarĀ 65 juta ton - 67 juta ton, yang meliputi 61 juta ton - 62 juta ton batu bara termal, dan 4,9 juta ton - 5,4 juta ton batu bara metalurgi dari ADMR.
"Capex kami sekitar US$ 600 juta - US$ 700 juta pada tahun ini," tuturnya kepada KONTAN, Jumat (8/3).
Ia menjelaskan, capex tersebut akan digunakan antara lain untukĀ investasi pada alat berat dan tongkang, investasi pada infrastruktur PT Maruwai Coal, serta pembangunan smelter aluminium dan fasilitas pendukungnya. Kebutuhan untuk capex dapat dipenuhi secara internal karena Adaro memiliki neraca dan posisi kas yang kuat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News