kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Emiten Batubara Siap Geber Volume Produksi dan Penjualan Tahun Ini


Jumat, 08 Maret 2024 / 18:52 WIB
Emiten Batubara Siap Geber Volume Produksi dan Penjualan Tahun Ini
ILUSTRASI. Kegiatan operasional perusahaan jasa kontraktor batubara PT Samindo Resources Tbk (MYOH).


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten batubara bersiap ekspansi dan meningkatkan kinerja pada tahun ini di tengah harga batubara yang belum stabil.

PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) membidik kenaikan volume produksi dan penjualan batubara pada tahun 2024. Pencapaian target tersebut akan ditopang oleh produksi dari dua tambang baru dan kontribusi dari usaha perdagangan batubara (coal trading business).

Direktur Utama ITMG Yulius Gozali mengatakan, pada tahun 2024 ini perseroan akan memberdayakan transformasinya sambil memperkuat bisnis inti pertambangan batubara. Arah pengembangan bisnis ITM mencakup energi terbarukan, jasa energi, serta pertambangan, termasuk pertambangan mineral yang stratejik.

"Pada 2024 ini, kami menargetkan total volume produksi sebesar 19,5-20,2 juta ton dengan total volume penjualan sebesar 24,9 juta-25,6 juta ton," ujarnya kepada KONTAN, Jumat (8/3).

Baca Juga: Pemerintah Bahas Ketentuan Perpajakan Sebelum Beri Perpanjangan Kontrak Vale (INCO)

Pada 2023, total volume produksi ITMG sebesar 16,9 juta ton, atau lebih tinggi 1% dari capaian produksi tahun sebelumnya. Kinerja positif pada volume produksi juga diikuti oleh total volume penjualan yang mencapai 20,9 juta ton, atau naik sebesar 11%.

Di tengah penurunan harga jual batu bara yang signifikan sepanjang 2023, ITMG berhasil membukukan pendapatan sebesar US$ 2.374 juta dan laba bersih tercatat sebesar US$ 500 juta.

Corporate Secretary PT Bukit Asam Tbk (PTBA), Niko Chandra mengatakan, PTBA menjadi salah satu produsen batu bara dengan cadangan terbesar di Indonesia, yakni 3,02 miliar ton. PTBA akan fokus mempercepat monetisasi cadangan dalam rangka menjaga ketahanan energi nasional.

"Namun, kami juga tidak menutup kemungkinan untuk ekspansi ke tambang baru yang memenuhi kelayakan secara keekonomian, sesuai peraturan yang berlaku, serta mempertimbangkan strategi keberlanjutan," kata Niko kepada KONTAN, Jumat (8/3).

Ia menuturkan, PTBA menargetkan produksi batu bara sebesar 41,3 juta ton pada 2024. Sebagai pembanding, target produksi batu bara sebelumnya di tahun 2023 sebesar 41 juta ton.

Untuk capex pada tahun ini, Niko menyampaikan pihaknya akan meningkatkan investasi untuk pengembangan bisnis, di antaranya pengembangan angkutan batu bara Tanjung Enim - Keramasan.

"Total belanja modal yang direncanakan pada 2024 sebesar Rp 2,9 triliun," ujar Niko.

Baca Juga: Ini Jurus Tera Data Indonusa (AXIO) Genjot Penjualan Laptop Gaming di 2024

Ia menambahkan, terdapat berbagai faktor yang dapat mempengaruhi bisnis batu bara di tahun ini. Di antaranya adalah harga batu bara, fluktuasi pasar, pemulihan ekonomi China dinamika harga komoditas energi lain, hingga situasi geopolitik. Perusahaan berusaha untuk tetap agile dan cepat tanggap dalam menghadapi kondisi-kondisi eksternal tersebut.

Sekretaris Perusahaan PT Samindo Resources Tbk (MYOH) Ahmad Zaki Natsir mengungkapkan pihaknya akan mencari peluang proyek baru dan berharap harga batu bara akan tetap stabil serta akan banyak proyek-proyek baru.

MYOH melihat sejak awal tahun harga batu bara cenderung menguat, selain permintaan permintaan Dari China, ekspor batu bara ke negara di kawasan Asia seperti Korea, Jepang atau Philipina cenderung menguat dan mendorong penguatan harga batu bara.

"Selama dua bulan terakhir, produksi batu bara kami berhasil melebihi target yang telah ditetapkan. Selain dipengaruhi produksi batuan penutup yang baik, kami juga menambah volume di Februari," ungkap Zaki kepada KONTAN, Jumat (8/3).

Corporate Secretary PT Bumi Resources Tbk (BUMI) Dileep Srivastava menuturkan, produksi batu bara BUMI pada dua bulan terakhir mencapai sekitar 13 juta ton. Tahun ini, pihaknya menargetkan produksi mencapai kisaran 80-82 juta ton batu bara, naik dari yang sebelumnya berada pada kisaran 78 juta ton batu bara.

Dileep menilai saat ini sulit memprediksi harga batu bara. Menurutnya, harga batu bara terlihat tertekan di bulan Januari-Februari yang disebabkan di antaranya faktor pasar, ketidakseimbangan permintaan dan penawaran, permintaan China & India, produksi domestik, geo politik.

"Tapi, kondisi cuaca di China yang mendekati musim panas, musim hujan, dan risiko banjir serta musim dingin berpotensi mempengaruhi harga secara positif," ujarnya kepada KONTAN, Jumat (8/3).

Sementara itu, Head of Corporate Communication PT PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) Febriati Nadira menyampaikan target volume penjualan ADRO 2024 sebesar  65 juta ton - 67 juta ton, yang meliputi 61 juta ton - 62 juta ton batu bara termal, dan 4,9 juta ton - 5,4 juta ton batu bara metalurgi dari ADMR.

"Capex kami sekitar US$ 600 juta - US$ 700 juta pada tahun ini," tuturnya kepada KONTAN, Jumat (8/3).

Ia menjelaskan, capex tersebut akan digunakan antara lain untuk  investasi pada alat berat dan tongkang, investasi pada infrastruktur PT Maruwai Coal, serta pembangunan smelter aluminium dan fasilitas pendukungnya. Kebutuhan untuk capex dapat dipenuhi secara internal karena Adaro memiliki neraca dan posisi kas yang kuat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×