Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
Produksi para pabrikan mobil EV tidak hanya ditujukan untuk pasar dalam negeri, tapi juga dipasok untuk pasar ekspor yang juga menjadi peluang bagi bisnis IPCC.
"Pemerintah mendorong mereka untuk ekspor, karena ini adalah strategi agar industri menjadi basis industri otomotif. Jadi pekerjaan rumahnya adalah bagaimana menyiapkan ekspor ke depan, supaya kapasitas mencukupi," jelas Sugeng.
Sebagai upaya menjaga tren pertumbuhan kinerja, IPCC telah menyiapkan peta jalan (roadmap) 2025 - 2029. Antara lain meliputi sistematisasi dan digitalisasi proses bisnis, ekspansi terminal RoRo di area baru, serta peningkatan kapasitas & fasilitas terminal.
Dengan berbagai peningkatan layanan, IPCC pun akan memacu komersialisasi, terutama untuk terminal satelit. IPCC juga sedang mengkaji kenaikan tarif.
Baca Juga: Strategi Indonesia Kendaraan Terminal (IPCC) Jaga Pertumbuhan Kinerja di atas 15%
"Layanan yang terintegrasi memerlukan transformasi dan kolaborasi dengan ekosistemnya. Jadi pelanggan mendapat value yang lebih baik, meski ada penyesuaian dari sisi harga," tandas Sugeng.
Sebagai acuan untuk tahun ini, Sugeng optimistis IPCC bisa menjaga pertumbuhan kinerja dengan level dobel digit.
”Kami optimis untuk dapat melampaui 2025 dengan harapan tumbuh di atas 20%, hal ini tentunya didukung dengan upaya mempertahankan fundamental perseroan yang telah berjalan baik sesuai dengan tata kelola," tandas Sugeng.
Selanjutnya: Menteri ESDM Turunkan Tim Telusuri Gangguan Kendaraan di Jatim Usai Gunakan Pertalite
Menarik Dibaca: 5 Sayuran yang Lebih Sehat jika Dimasak daripada Dimakan Mentah, Apa Saja?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


/2025/09/02/1934936574.jpg) 
  
  
  
  
  
 











