Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten konstruksi pelat merah membidik peningkatan kinerja pada sektor properti dan hotel. Ada PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) melalui anak usahanya di bidang bisnis properti, Wika Realty. Lalu ada PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) dan PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE).
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) melalui anak usahanya di bidang bisnis properti, Wika Realty menargetkan okupansi dari hotel-hotel yang dimiliki dapat mencapai 85% di tahun 2024 dan lebih dari 90% khususnya menjelang hari-hari libur Nasional.
Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya, Mahendra Wijaya mengatakan, pengembangan bisnis properti dan realtii WIKA dipercayakan kepada WIKA Realty, yang mana berdasarkan laporan keuangan hingga kuartal III-2023, segmen ini mencatatkan kontribusi sebesar 3%-5% terhadap total pendapatan WIKA secara keseluruhan.
Baca Juga: Wijaya Karya Realty Targetkan Okupansi Hotel 85% pada Tahun Depan
"Selain menjadi ujung tombak pengembangan bisnis properti dan realty milik WIKA Group, WIKA Realty juga kini mengelola 27 hotel dengan lebih dari 4.500 kamar," kata Mahendra saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (18/12).
Ia menjelaskan, hotel-hotel milik WIKA Realty tersebar di berbagai wilayah di Indonesia dengan berbagai merek seperti KHAS, Truntum, Merusaka, Merumatta dan berbagai merek lainnya.
Lebih lanjut, Mahendra menyampaikan bisnis hospitality management yang dimiliki anak perusahaan WIKA tersebut kini telah berkontribusi lebih dari 50% dari total pendapatan WIKA Realty.
Jelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), WIKA Realty optimis tingkat okupansi 27 hotel akan meningkat hingga 90%. Hotel-hotel milik WIKA Realty di Bali ditargetkan meningkat mencapai 90% dan hotel-hotel di luar Bali ditargetkan meningkat lebih dari 87%.
Semenatar itu, PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) mengincar potensi pertumbuhan pada sektor properti pada tahun depan. WTON melihat prospek sektor properti masih memberikan peluang yang cukup besar.
Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Beton Dedi Indra mengatakan, dilihat dari anggaran belanja pemerintah tahun depan, prospek sektor properti masih memberikan peluang yang cukup besar.
"APBN tahun 2024 untuk sektor infrastruktur mencapai Rp 423,4 triliun, atau meningkat 6,0% dari angka proyeksi 2023 dengan salah satu fokus penyediaan pemukiman layak," kata Dedi kepada Kontan.co.id, Selasa (19/12).
Baca Juga: Wijaya Karya Beton (WTON) Incar Peluang Pertumbuhan Sektor Properti Tahun Depan
Ia menjelaskan, pemerintah juga mencanangkan pembangunan 5.479 unit rumah susun dan 553 unit rumah khusus. Selain APBN dan APBD, WTON juga menyasar berbagai proyek properti dari sektor swasta nasional maupun asing yang justru kontribusinya relatif lebih besar, seperti pembangunan rumah sakit, gedung kampus, high rise building, dan lainnya.
Untuk diketahui, kontribusi penjualan WTON ke WIKA sampai dengan kuartal III-2023 sebesar 7,8% atau Rp 231,56 miliar. Dari angka tersebut, porsi penjualan di sektor properti berkisar sekitar 15,0%. Sedangkan bila dilihat dari perolehan kontrak WTON hingga Oktober 2023 berdasarkan sektor antara lain: Infrastruktur 67,4%, Industri 11,0%, Properti 10,0%, Kelistrikan 8,1%, Energi 3,0%, dan Tambang 0,5%.
Setali tiga uang, PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) catatkan tingkat okupansi bisnis konsesi WEGE akan naik menjelang libur Natal dan Tahun Baru.
Hal ini terlihat dari beberapa properti WEGE di Braga tingkat okupansi naik dari 80% menjadi 83%, Fave Hotel dari 55% menjadi 62%, sedangkan Graha Mantap sudah 100%.
"Tingkat kontribusi terhadap WEGE dari segi pendapatan untuk Konsesi dan Properti menyumbang 1,92% dari Total Pendapatan WEGE,' ungkap Sekretaris Perusahaan WEGE, Purba Yudha Tama kepada Kontan.co.id, Senin (18/12).
Saat ini WEGE berfokus untuk mencari target konsesi dengan captive market yang artinya membutuhkan Feasibility Study dan Partner baik dalam hal kerja sama, dan pendanaan.
Dalam WIKA Group, WEGE difokuskan kepada Bangunan Gedung, Industri Modular dan Konsesi. Secara perolehan kontrak baru dari pembangunan hunian, WEGE mendapatkan 60% dari seluruh total kontrak.
Baca Juga: Okupansi Bisnis Properti WIKA Gedung (WEGE) Diproyeksikan Naik Jelang Nataru
Terbesar, WEGE mendapatkan dari Hunian ASN 2 IKN dengan nilai Rp 1,63 triliun, dan untuk segmen premium WEGE juga mengerjakan Sky House by Alam Sutera yang ada di Tangerang dengan nilai Rp 243,4 miliar.
"Artinya pasar properti memang tumbuh apalagi didukung dengan pembebasan PPN untuk pembelian rumah dibawah Rp 5 miliar, namun pertumbuhannya belum terlalu signifikan," tutur Yudha.
Ke depannya, WEGE akan tetap berfokus pada Konstruksi Bangunan Gedung dengan didukung Backward dari Modular dan Forward dari Bisnis Konsesi. Pertumbuhan yang perseroan harapkan 10% hingga 20% dari realisasi di tahun ini.
"Menghadapi tahun politik WEGE tetap menargetkan pertumbuhan kontrak baru di atas 20%," pungkas Yudha.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News