kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Emiten Properti Optimistis Pasang Target Penjualan, Begini Tanggapan Apersi


Selasa, 08 Maret 2022 / 14:33 WIB
Emiten Properti Optimistis Pasang Target Penjualan, Begini Tanggapan Apersi
ILUSTRASI. Pekerja menyelesaikan pembangunan perumahan di Gunung Sindur Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (2/3).


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi kian pulih, emiten properti menargetkan pendapatan pra penjualan atau marketing sales dapat bertumbuh di tahun ini. 

Emiten properti, PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) optimistis marketing sales di tahun ini dapat mencapai Rp 1,8 triliun. Target ini naik 28,57%  dari realisasi marketing sales tahun 2021 senilai Rp 1,4 triliun.

Lalu, ada pula PT Intiland Development Tbk (DILD) yang memasang target marketing sales sekitar Rp 2,4 triliun di tahun ini. Target ini naik 46% dari realisasi marketing sales tahun 2021 senilai Rp 1,64 triliun.

Sedangkan, PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) bidik marketing sales Rp 7,7 triliun di tahun 2022. Jumlah tersebut sama dengan torehan marketing sales BSDE di sepanjang tahun lalu Rp 7,7 triliun atau naik 10% dari target awal marketing sales BSDE tahun 2021 senilai Rp 7 triliun.

Baca Juga: Pengajuan KPR Melalui Mandiri Festival Properti Indonesia Capai Rp 625 Miliar

Menanggapi hal tersebut, Asosiasi Pengembangan Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) menilai memang sektor properti di tahun ini diprediksi jauh lebih baik. “Perkembangan pasar industri properti tahun 2022 diharapkan lebih cerah dan tumbuh lebih baik dibandingkan tahun lalu 2021 maupun tahun 2020,” ungkap Sekretaris Jenderal DPP Apersi Daniel Djumali kepada Kontan.co.id, Senin (7/3).

Dia menambahkan, pendorongnya adalah investasi besar yang telah ditanam pada sektor properti selama tahun 2021. Merujuk Data Peringkat Realisasi Investasi Tahun 2021 PMDN dan PMA berdasarkan Sektor yang dikeluarkan Deputi PIPM Kementerian Investasi/BKPM, Sektor properti atau perumahan menduduki peringkat pertama Realisasi Investasi 2021, yaitu sebesar Rp 85,49 triliun atau 19,1 % dari Total Investasi PMDN Rp 447 triliun.

Selain investasi besar tersebut, sektor properti juga menyerap jutaan tenaga kerja langsung yang sangat berguna di masa pandemi Covid-19 ini. Menurut Daniel, bergeraknya sektor properti menimbulkan multiplier effect bagi sektor lainnya.

Baca Juga: Selama Pandemi, Orang Super Tajir di Indonesia Malah Bertambah

“Apabila 174 sektor industri melakukan konstruksi pastinya akan membuat sektor lainnya ikut tergerak seperti industri semen, batu, besi, alluminium, genteng, kabel, lampu, cat, hingga TV, AC, kulkas, dan furniture yang juga menyerap jutaan tenaga kerja,” tutur Daniel.

Hanya saja, Daniel bilang, kinerja industri properti yang diproyeksikan dapat lebih baik dan lebih cerah ditahun 2022 ini bisa terhambat apabila serangkaian aturan perijinan masih belum diperjelas. Dia menyoroti terkait masalah Perijinan Bangunan Gedung (PBG), sebagai pengganti aturan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) yang belum diperjelas dengan kehadiran Peraturan Daerah yang mengatur terkait Retribusi.

Daniel mengkalkulasikan, apabila aturan PBG tertunda 6 bulan, atau separuh program Sejuta Rumah Pemerintah, maka bisa terjadi idle investasi lebih dari Rp 60 triiliun-Rp 80 triliun.

Dikhawatirkan, hal tersebut dapat menghambat pembangunan rumah MBR, millenial, dan rumah realestate komersial, baik perumahan baru maupun perumahan lama yang belum terbit PBG sebagai ganti IMB. Sehingga membuat kinerja industri properti malah lesu kembali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×