kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.911.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.250   0,00   0,00%
  • IDX 6.902   20,38   0,30%
  • KOMPAS100 1.007   4,50   0,45%
  • LQ45 770   3,67   0,48%
  • ISSI 227   0,67   0,29%
  • IDX30 397   2,07   0,52%
  • IDXHIDIV20 460   2,42   0,53%
  • IDX80 113   0,54   0,48%
  • IDXV30 114   0,91   0,81%
  • IDXQ30 129   0,48   0,37%

Dian Swastatika (DSSA) Menggali Potensi Bisnis EBT dari Panel Surya dan Panas Bumi


Rabu, 02 Juli 2025 / 18:11 WIB
Dian Swastatika (DSSA) Menggali Potensi Bisnis EBT dari Panel Surya dan Panas Bumi
PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) memacu pengembangan bisnis Energi Baru dan Terbarukan (EBT) dari segmen energi surya dan panas bumi.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) memacu pengembangan bisnis Energi Baru dan Terbarukan (EBT). Emiten dari konglomerasi Sinar Mas ini tengah fokus menggali potensi di segmen energi surya dan panas bumi.

Aksi terbaru DSSA adalah pengoperasian pabrik panel surya di Kawasan Industri Kendal, Jawa Tengah. Lewat perusahaan patungan atau Joint Venture (JV) PT Trina Mas Agra Indonesia (TMAI), DSSA bersama mitra strategisnya telah meresmikan pabrik sel dan modul surya terintegrasi pada 19 Juni 2025.

TMAI merupakan JV yang 75% sahamnya dimiliki oleh PT Daya Sukses Makmur Selaras selaku anak usaha DSSA, serta Trina Solar Co. Ltd. Sedangkan 25% saham TMAI dimiliki oleh PT PLN Indonesia Power Renewables. 

Baca Juga: Begini Fokus Bisnis Dian Swastatika Sentosa (DSSA) di Tengah Kinerja Keuangan Turun

Wakil Presiden Direktur DSSA, Lokita Prasetya, menjelaskan bahwa pabrik dengan nilai investasi lebih dari Rp 1,5 triliun ini memiliki kapasitas produksi awal sebesar 1 Gigawatt (GW) per tahun. Kapasitas produksi akan meningkat hingga mencapai 3 GW pada tahun 2030.

Panel surya yang diproduksi dari pabrik TMAI memiliki daya hingga 720 watt peak per unit.

"Menjadikannya salah satu yang terbesar dan paling efisien di Asia. TMAI bertujuan untuk mendukung pemenuhan kebutuhan panel surya di pasar dalam negeri melalui produksi lokal yang efisien berskala besar," kata Lokita kepada Kontan.co.id, Selasa (1/7).

 

DSSA melihat outlook permintaan sel dan modul surya di Indonesia akan terus meningkat. Hal ini sejalan dengan percepatan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan komitmen pemerintah untuk mencapai target bauran EBT. 

Baca Juga: Laba Tergerus 21,72% di Kuartal I, Begini Rencana Dian Swastatika Sentosa (DSSA)

Saat ini, TMAI telah melakukan penjualan perdana sel surya kepada Trina Solar. "Penjualan awal ini menjadi langkah penting yang menandai dimulainya operasional komersial TMAI," ungkap Lokita.

Selain masuk ke manufaktur panel surya, DSSA memiliki usaha pengembangan panel surya melalui anak usahanya, PT Daya Mas Agra Sejahtera, dengan merek dagang Dian Solar.

DSSA  memiliki portofolio proyek solar rooftop Marunda berkapasitas 1 Megawatt Peak (MWp) dan solar rooftop Sentul berkapasitas 0,6 MWp. 

Selain menggarap EBT berbasis surya, DSSA juga sedang menggali pengembangan panas bumi. Saat ini DSSA memiliki tiga proyek panas bumi di Cipanas dan Cisolok - Jawa Barat, serta di Nage - Nusa Tenggara Timur. Pengembangan tiga wilayah ini diproyeksikan memiliki total kapasitas hingga 140 MW. 

Baca Juga: Pendapatan dan Laba Bersih Dian Swastatika Sentosa (DSSA) Menyusut di 2024

Lokita menyampaikan, ketiga proyek ini ditargetkan bisa mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2029. Pengoperasian proyek panas bumi dan peningkatan kapasitas produksi panel surya melalui kolaborasi dengan mitra strategis menjadi fokus DSSA di pilar EBT.

"Komitmen ini mencerminkan peran aktif DSSA dalam mendukung transisi energi nasional dan mewujudkan kontribusi yang semakin signifikan dari sektor EBT terhadap kinerja perusahaan," ujar Lokita.




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×