Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Proses penyelamatan PT Kertas Kraft Aceh (KKA) terus berlanjut. Yang terbaru, empat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yaitu PT Semen Gresik, PT Batubara Bukit Asam, Perum Perhutani, dan PT Perusahaan Pengeloa Aset, siap terlibat dalam aksi penyelamatan itu. Masing-masing BUMN itu akan membantu KKA untuk beroperasi kembali. Selain melibatkan BUMN, KKA juga akan dibantu oleh salah satu perusahaan swasta sebagai pemasok bahan baku kayu.
"Semua stakeholder sudah sepakat bersinergi membantu mengembalikan KKA ini agar dapat berproduksi kembali. Nanti sore jika tidak ada aral melintang akan ada penandatanganan letter of intent-nya," ujar Menteri BUMN, Mustafa Abubakar, Senin (13/12).
Mustafa menjelaskan, untuk Semen Gresik nanti akan menjadi pembeli produk jadi KKA berupa kantong semen. Sedangkan PTBA akan memasok batubara kepada KKA untuk bahan bakar boilernya. Adapun PPA akan memberikan suntikan dana kepada KKA untuk bantuan modal.
"Pasokan batubara PTBA belum disebut besarnya, tapi kelihatannya akan dikonsolidasikan dari kebutuhan PLN menjadi kebutuhan KKA," sebut Mustafa.
KKA juga bisa bernafas lega, sebab pemerintah melalui PPA bersedia untuk mengucurkan bantuan modal sebesar Rp 154,45 miliar untuk memulihkan kembali PPA. Tak hanya itu, KKA akan mendapatkan bantuan sebesar Rp 1,1 miliar tiap bulannya untuk biaya operasi pabrik tersebut.
"Bantuan dana akan diberikan untuk jangka waktu tiga hingga enam bulan sampai KKA bisa melaksanakan kerjasama operasi (KSO). Dana pra-KSO ini mencapai Rp 3,3 miliar hingga Rp 6,6 miliar tergantung seberapa cepat mitra bisa diperoleh dalam tiga hingga enam bulan," jelas Mustafa.
Untuk urusan mencari mitra KKA, Kementerian telah menugaskan PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) menemukan rekanan kerjasama KSO tersebut. “Sekarang investor belum disebut karena nantinya mereka (PPA) yang akan mencarinya,” kata Mustafa.
Selama ini Mustafa mengakui sudah ada anak usaha PT Semen Gresik Tbk yang berminat masuk menjadi salah satu mitra KKA. Namun hal itu masih harus dikaji oleh PPA.
Asal tau saja, kondisi keuangan KKA terus mengalami defisit sehingga operasionalnya dihentikan sementara. Pada 2004, KKA merugi Rp125 miliar. Kerugian tersebut berhasil ditekan menjadi Rp 122 miliar pada 2005, dan kembali disusutkan menjadi Rp78 miliar setahun setelahnya. Namun, kerugian PPA kembali membengkak tahun lalu menjadi Rp 149 miliar.
KKA sendiri masuk dalam program likuidasi BUMN yang merugi.Tujuh BUMN rugi lainnya yakni Djakarta Lloyd, PT Balai Pustaka, PT Survei Udara Penas, PFN, PT Industri Kapal Indonesia (IKI), PT Merpati Nusantara Airlines (MNA), dan PT Dirgantara Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News