Reporter: Agustinus Beo Da Costa | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Kontraktor minyak dan gas bumi (migas) asal Italia Eni SpA sedang melakukan studi untuk menggabungkan produksi Lapangan Merakes di Blok East Sepinggan dengan proyek Lapangan Jangkrik di Blok Muara Bakau. Namun, rencana penggabungan dua Lapangan itu membutuhkan dana besar.
Rencana pengembangan atau plan of development Lapangan Jangkrik, Blok Muara Bakau tersebut bahkan sudah mendapat persetujuan SKK Migas. Lalu engineering, procurement, construction and instalation (EPCI) juga sudah jalan, sehingga diperkirakan bisa mulai berproduksi 2017.
"Kami memang menyarankan digabungkan Lapangan Jangkrik dengan Lapangan Merakes," kata Kepala Sub Bagian Komunikasi dan Protokol Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Zuldadi Rafdi, Senin (27/7).
Namun, Zuldadi menyatakan penggabungan itu baru sebatas saran karena, Eni SpA masih melakukan studi. Alhasil SKK Migas belum membahas revisi produksi mengenai integrasi fasilitas produksi kedua Lapangan itu dalam satu fasilitas produksi. Adapun cadangan migas di Lapangan Merakes 2 triliun cubic feet (tcf) dan Lapangan Jangkrik 3,4 tcf.
Kepala Humas SKK Migas Elan Biantoro menambahkan, untuk melakukan integrasi produksi kedua Lapangan itu bukan hal yang mudah dan murah. Sebab proses itu memerlukan evaluasi front end engineering design (FEED) terlebih dahulu. Untuk FEED saja, bisa menghabiskan dana hingga jutaan, bahkan miliaran dollar Amerika Serikat.
Hasil FEED ini merupakan konsep desain yang bisa terdiri dari 10-15 desain atau rancangan model fasilitas produksi. Dari hasil desain detail ini, baru memilih konsep desain apa yang paling efisien.
Head of Community Affairs and Public Relations Eni Indonesia Teddy Rahmanto enggan menjawab pertanyaan KONTAN soal rencana integrasi produksi Lapangan Jangkrik dan Marakes. "Kami ikut saja dengan keterangan SKK Migas," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News