Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Epson Indonesia menegaskan komitmennya untuk terus memperluas sertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada produk-produknya di Indonesia, terlepas dari regulasi dan insentif pemerintah.
Sejauh ini Epson telah memiliki lebih dari 59 produk bersertifikasi TKDN dan berencana menambah jumlahnya seiring ekspansi lini produksi. Managing Director PT Epson Indonesia Ng Ngee Khiang menjelaskan, inisiatif TKDN tersebut sejalan dengan semangat Epson untuk berkontribusi pada perekonomian nasional.
Namun, ia menegaskan bahwa fokus utama perusahaan bukan semata memenuhi regulasi pemerintah, melainkan memastikan keberlanjutan investasi dan penciptaan lapangan kerja di Indonesia.
“Epson sudah melihat potensi besar Indonesia sejak lama. Bahkan sebelum ada kebijakan TKDN, kami sudah mendirikan pabrik pertama di sini pada tahun 1995,” ujar Ng saat ditemui Kontan di Jakarta, Senin (6/10/2025).
Baca Juga: Banjir Produk Petrokimia China di Indonesia, Industri Dalam Negeri Kian Tertekan
Untuk diketahui, saat ini Epson memang telah memiliki dua pabrik di Indonesia yang masing-masing terletak di Batam untuk produksi tinta dan Cikarang untuk produksi printer L-series perseroan.
Menurutnya, penerapan TKDN justru memberi nilai tambah dari sisi bisnis karena mendorong peningkatan penggunaan komponen lokal dan penguatan ekosistem industri dalam negeri.
“TKDN itu penting bagi kami. Selain mendukung bisnis, kebijakan ini juga membantu pertumbuhan ekonomi lokal,” katanya.
Lebih lanjut, Global President, Representative Director, dan CEO Seiko Epson Corporation Junkichi Yoshida menambahkan, Indonesia memiliki peran strategis dalam rantai produksi global Epson, apalagi dengan dua pabrik existing saat ini.
“Kami sudah membangun fondasi perusahaan di Indonesia selama 30 tahun terakhir. Kapasitas produksi terus meningkat, dan kami akan terus menambahnya sesuai kebutuhan,” ujar Yoshida dalam kesempatan yang sama.
Ia bilang perseroan melihat iklim investasi di Indonesia bakal tetap kondusif, apalagi bagi industri manufaktur. Seiring bertambahnya jumlah produk yang diproduksi secara lokal, perusahaan juga akan memperluas kerja sama dengan pemasok dan memperkuat jaringan distribusi domestik.
“Dari sisi global, Epson akan terus berinvestasi di Indonesia. Potensinya masih besar, dan kami akan terus berinovasi serta memperluas lini produk di dalam negeri,” katanya.
Prospek Dalam Negeri
Lebih jauh, Yoshida menilai prospek pasar Indonesia menjanjikan di berbagai sektor. Karena itu, Epson akan terus melanjutkan ekspansi di bidang inkjet printer, proyektor, robotik, hingga micro devices.
“Pasar Indonesia dan Asia Tenggara memiliki karakter yang berbeda dari kawasan lain. Karena itu kami mendirikan PIN Experience Center untuk mengembangkan solusi bisnis-ke-bisnis (B2B) yang lebih spesifik dengan kebutuhan lokal,” jelasnya.
Ia menyebut fasilitas tersebut menjadi salah satu yang paling lengkap di Asia Tenggara karena menampilkan seluruh lini produk printer industri dan komersial Epson, mulai dari signage printer hingga textile printer. Fasilitas ini sekaligus menjadi wadah riset pasar dan pengujian produk yang disesuaikan dengan karakter konsumen Indonesia.
“Kami melihat potensi pasar Indonesia masih sangat besar. Melalui fasilitas ini, kami bisa mengembangkan inovasi yang lebih relevan untuk pelanggan di Indonesia dan kawasan,” ujarnya.
Epson optimistis pasar Indonesia akan terus tumbuh, terutama dengan meningkatnya kebutuhan pencetakan industri, proyektor pendidikan, serta solusi bisnis digital.
Dengan kombinasi antara investasi jangka panjang, peningkatan TKDN, dan pengembangan riset lokal, Epson berharap dapat memperkuat posisinya sebagai pemain utama teknologi pencetakan dan perangkat elektronik di Asia Tenggara.
Baca Juga: Insentif Mengguyur, Kas Penerimaan Pajak Bisa Seret di Akhir Tahun
Selanjutnya: Dana Bagi Hasil Dipangkas, Pramono Minta BUMD Cari Pendanaan Alternatif
Menarik Dibaca: 5 Makanan yang Mengurangi Risiko Penurunan Kognitif Setelah Usia 55 Tahun, Apa Saja?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News