Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten garmen dan tekstil, PT Eratex Djaja Tbk (ERTX) masih optimis jika target pertumbuhan penjualan sebesar 10% hingga 18% tahun ini bisa tercapai.
Sekretaris Perusahaan Eratex Djaja Juliarti Pudji menyampaikan target tersebut masih relevan untuk dicapai sebab situasi pelanggan membaik. "Target tersebut masih relevan hingga kini dan belum ada rencana revisi, karena situasi di pelanggan akhir membaik," jelasnya kepada Kontan, Jumat (13/8).
Ia melanjutkan, pihaknya itu juga akan menjajaki pasar ekspor non-Amerika Serikat (AS) untuk mengurangi ketergantungan pada AS. Pihaknya mengaku penjualan ekspor sempat melemah lantaran adanya penurunan permintaan atas produk denim secara global.
Hal ini tak lepas dari efek pandemi Covid-19 yang berdampak pada pengurangan aktivitas perjalanan dan diikuti pula oleh penurunan aktivitas perdagangan. Dari sana ERTX berencana membidik pasar Eropa, Jepang Australia dan juga pasar domestik untuk meningkatkan penjualan.
Pihak ERTX berharap permintaan ekspor dari AS dan Jepang tetap dapat meningkat seiring melonggarnya kebijakan lockdown di kedua negara tersebut. "Walau demikian, pasar AS dan Jepang masih akan menjadi pelanggan utama kami di 2021," sambung Juliarti.
Baca Juga: Kinerja kurang memuaskan, Eratex Djaja (ERTX) cetak rugi bersih US$ 970.490 di 2020
Karena belum menampilkan laporan keuangan kuartal II 2021, ERTX memberikan gambaran kinerja pada kuartal I 2021. Juliarti memaparkan, pendapatan ERTX pada kuartal I 2021 adalah senilai US$ 23,31 juta atau menurun 9,82% dari US$ 25,85 juta pada kuartal I 2020.
Adapun laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk juga menurun 11,54% menjadi US$ 512,70 ribu dari US$ 579,59 ribu.
Hingga akhir tahun 2021 ini, ERTX akan fokus pada strategi menjaga likuiditas dengan mengoptimalkan tingkat modal kerja, mengidentifikasi redundansi untuk mengurangi biaya tetap, memperluas basis produk untuk menarik bisnis tambahan dari pelanggan yang sudah ada dan memperluas basis pelanggan dengan menambah pelanggan baru dari pasar non-AS untuk mengurangi ketergantungan pada pasar AS.
Lalu, pihaknya juga berusaha mengoptimalkan biaya operasional dengan meningkatkan efisiensi operasional untuk menarik pelanggan dengan volume tinggi dengan harga sangat tajam, fokus mengadaptasi teknologi keberlanjutan / hijau dalam pembuatan garmen karena akan membantu dalam mendapatkan keunggulan atas pesaing, memulai pembangunan gedung baru untuk perluasan di masa depan, mengadaptasi teknologi keberlanjutan untuk mengurangi jejak kaki karbon.
"Covid-19 telah membuat lingkungan pemasaran menjadi sangat kompetitif, strategi utamanya adalah mendapatkan bisnis yang cukup untuk memastikan pabrik tetap beroperasi sepanjang tahun," ujarnya.
Mengenai serapan capex, ERTX tidak membeberkan besarannya tahun ini. Pihaknya menyampaikan jika pada 2021 capex utama dananya dialokasikan untuk pembangunan gedung laundry baru untuk perluasan di masa depan. Bangunan tersebut diproyeksi akan selesai dibangun pada 2022.
Selanjutnya: Tahun ini, Eratex Djaja (ERTX) bidik pertumbuhan penjualan 10%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News