Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kelestarian lingkungan harus bisa berpadu dengan bisnis. Maka muncul istilah green business. Salah satu perusahaan kosmetik, ERHA Group menyadari, meningkatnya tren pemakaian kosmetik berdampak terhadap peningkatan sampah plastik di Indonesia.
Maka, untuk mengimplementasi prinsip bisnis berkelanjutan, ERHA Group menjalankan program environment, social and governance (ESG), Start to Change sejak tahun 2022 lalu. Dari program Start to Change yang sudah berjalan, ERHA Group meluncurkan Cosmetic Reverse Vending Machine, untuk membantu pengurangan sampah plastik kemasan, khususnya sampah kemasan kosmetik di Indonesia.
Oemar Saputra, Head of Corporate Affairs Arya Noble menjelaskan, ini langkah preventif dari ERHA sebelum kondisi dan permasalahan akibat penumpukan sampah plastik semakin berkepanjangan dan mengkhawatirkan. Program ini telah berhasil mengumpulkan 623.521 kemasan kosmetik bekas pakai dan telah mengelola sebanyak 16 ton kemasan kosmetik bekas pakai ERHA serta mengajak 37.735 konsumen berpartisipasi dalam program ini.
Baca Juga: Dukungan ERHA Dalam Meningkatkan Kualitas Kesehatan Penyintas Psoriasis Bali
Bertepatan dengan hari Bumi l 22 April 2024, tahun ini program Start to Change menggandeng Plasticpay meluncurkan inovasi Cosmetic Reverse Vending Machine dengan melakukan pengembalian kemasan kosmetik bekas pakai. Mesin ini menerapkan teknologi artificial intelligence (AI) dalam pengembalian kemasan kosmetik bekas pakai. Jumlah kemasan kosmetik bekas pakai yang dikembalikan, langsung dikonversi ke dalam bentuk reward points yang bisa dimanfaatkan kembali oleh konsumen di situs ERHA Group. Cosmetic Reverse Vending Machine pertama bisa ditemukan di Mall Kota Kasablanka, Jakarta.
Alfons Sindupranata, CEO Arya Noble menjelaskan, program Start to Change sejak tahun 2022 lalu merupakan langkah ERHA Group dalam menerapkan bisnis sirkular berkelanjutan. "Cosmetic Reverse Vending Machine kerjasama ERHA Group dengan Plasticpay ini mempermudah konsumen mengurangi dan mengelola kemasan kosmetik bekas pakai merek apapun," papar Alfons, Senin (22/4).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News