kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Erick Thohir Tolak Pembangunan Terminal Baru, Ini Alasannya


Jumat, 03 Januari 2025 / 05:11 WIB
Erick Thohir Tolak Pembangunan Terminal Baru, Ini Alasannya
ILUSTRASI. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menolak gagasan untuk membangun terminal baru. KONTAN/Sabrina Ramadhanty


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menolak gagasan untuk membangun terminal baru. 

Melansir siaran pers, menurutnya, upaya peningkatan kualitas bandara tidak selalu harus dengan pembangunan terminal baru.

Erick mengungkapkan hal tersebut terkait dengan rencana pembangunan Terminal 4 di Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang ditunda setelah dilakukan kajian ulang membutuhkan anggaran hingga Rp 14 triliun.

Alih-alih membangun terminal baru, melalui kajian komprehensif, ternyata hanya perlu Rp 1 triliun untuk melakukan sejumlah perbaikan di terminal yang ada.

Menurut Erick, peningkatan kualitas bandara di Indonesia sangat penting agar mampu bersaing dengan fasilitas serupa di negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.

Ia menegaskan, bandara adalah jendela sebuah bangsa. Baik wisatawan maupun pengunjung yang datang dari luar negeri pasti yang pertama dilihat adalah fasilitas, pelayanan, dan kenyamanan bandaranya.

Baca Juga: Periode Nataru, Kereta Api Indonesia Melayani 18 Juta Penumpang

"Kita perlu meng-upgrade bandara-bandara di Indonesia,” ujar Erick saat meninjau progres Terminal 2F Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (1/1/2025).

Untuk tahap awal, peningkatan akan dilakukan secara bertahap dimulai dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta Banten dan Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali.

Erick menyebut, langkah efisiensi ini tidak hanya memberikan penghematan besar, tetapi juga meningkatkan kapasitas penumpang Bandara Internasional Soekarno-Hatta secara signifikan, dari 56 juta menjadi 94 juta penumpang per tahun.

"Saya mengapresiasi seluruh tim dari PT Angkasa Pura Indonesia atau InJourney Airports. Di Kementerian BUMN, kami melakukan review terhadap proyek-proyek yang dinilai yang tidak efisien di BUMN," kata Erick.

Tonton: 5 Bandara di Rusia Ditutup Sementara, Ada Apa?

Dengan langkah ini, Erick berharap bandara di Indonesia tidak hanya memenuhi standar internasional, tetapi juga menjadi kebanggaan bangsa yang mampu bersaing di kancah global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×