Reporter: Asnil Bambani Amri |
JAKARTA. Nilai kerugian di sektor perikanan akibat erupsi Gunung Merapi mencapai Rp 25,9 miliar. Kerugian ini terjadi karena rusaknya kolam dan gagal panennya produksi perikanan budidaya yang ada di kawasan sekitar Gunung Merapi yang terkena dampak abu vulkanik.
"Kerugian bagi para pembudidaya ikan berupa kerusakan infrastruktur tambak dan kematian ikan," kata Fadel Muhammad dalam siaran persnya yang dirilis Senin malam (8/11).
Menurut data yang dilansir Kementerian Keluatan dan Perikanan, lebih dari 70 kelompok pembudidaya dengan jumlah lebih 2751 orang merugi. Setidaknya sebanyak 117 hektar kolam budidaya membutuhkan rehabilitasi segera agar dapat digunakan kembali menjadi lahan budidaya ikan.
“Lebih dari 100 hektar lahan budidaya rusak akibat tertutup debu vulkanik merapi sehingga mengakibatkan jutaan ekor ikan di kolam dan tambak mati”, ujar Fadel. Kerusakan infrastruktur tersebut terjadi pada sektor budidaya lele di Kabupaten Boyolali yang biasanya bisa memproduksi 15 ton per hari.
Untuk menormalisasikan produksi perikanan tersebut, KKP Fadel akan segera rehabilitasi tambak-tambak dan kolam-kolam budidaya. "Untuk memulihkan perekonomian di sektor budidaya ikan, pembudidaya membutuhkan sedikitnya 11 juta ekor benih ikan dan lebih dari 1050 ton pakan ikan," jelasnya.
Fadel menegaskan, KKP berkomitmen untuk memperbaiki sarana dan prasarana budidaya perikanan yang rusak akibat erupsi Merapi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News