kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

ESDM pastikan pasokan minyak dalam negeri tak terganggu serangan kilang Saudi Aramco


Selasa, 17 September 2019 / 15:09 WIB
ESDM pastikan pasokan minyak dalam negeri tak terganggu serangan kilang Saudi Aramco
ILUSTRASI. Asap sisa ledakan di kilang minyak Aramco, Abqaiq, Arab Saudi (14/9/2019).


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan serangan drone ke kilang minyak milik Saudi Aramco tidak mengganggu pasokan minyak mentah (crude) ke dalam negeri. Hal itu lantaran impor crude Indonesia dari Arab Saudi tidak begitu signifikan.

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengungkapkan, produksi minyak mentah Saudi Aramco mencapai sekitar 13,6 juta barel per hari (bph). Djoko bilang, serangan drone tersebut mengganggu produksi crude sebanyak 5,7 juta bph.

Sementara itu, sambung Djoko, impor crude Indonesia dari Arab Saudi hanya sekitar 110.000 bph. "Kita kan impor dari sana rata-rata sekitar 110.000 bph. Sementara produksi mereka 13,6 juta, yang kebakar 5,7 juta, masih ada 7,9 juta," kata Djoko selepas menghadiri Bakti Sosial Donor Darah dalam rangkaian Hari Jadi Pertambangan dan Energi ke-74, Selasa (17/9).

Baca Juga: Ayatollah Ali Khamenei: Iran tidak akan pernah bicara dengan AS

Djoko pun meyakini, Saudi Aramco tetap akan memenuhi komitmennya untuk mengekspor crude ke negara yang sudah berkontrak, termasuk Indonesia.

"Logikanya produksi dari fasilitas yang terganggu kan otomatis dihentikan. Tapi untuk yang sudah komitmen diekspor harusnya nggak ada masalah. Jadi masih aman," terang Djoko.

Begitu juga dengan harga minyak mentah dunia yang diproyeksikan akan melambung pasca serangan ke kilang Saudi Aramco tersebut.

Menurut Djoko, harga minyak (Brent) yang pada saat ini berada di level US$ 67 per barel masih berada di level yang aman, dan belum mempengaruhi terhadap pembentukan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) maupun asumsi subsidi di RAPBN tahun 2020.

Baca Juga: Antisipasi serangan drone Korut, Korsel siapkan miliaran won untuk kembangkan senjata

Djoko bilang, pembentukan harga dan juga asumsi di APBN mengacu pada Indonesian Crude Price (ICP), sedangkan angka ICP berada di bawah harga Brent. "Jadi masih oke kok," ujarnya.

Selain itu, Djoko juga mengatakan bahwa pemerintah tengah melakukan antisipasi dengan mengamankan pasokan minyak di dalam negeri.

Yakni dengan melakukan pembelian minyak dari ExxonMobil di Blok Cepu dengan besaran sekitar 650.000 bph, yang pengkapalan pertamanya akan dilakukan pada 20 September 2019 mendatang.

Djoko menuturkan, pemerintah juga terus berupaya mengamankan pasokan minyak di dalam negeri dengan memperpanjang kontrak pembelian dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) lainnya, termasuk dengan KKKS besar seperti Chevron.

Baca Juga: Trump bilang kenaikan harga minyak tak masalah, berapa cadangan minyak AS?

"Ya nanti yang lain juga kita perpanjang lagi. Kita antisipasi juga dengan membeli bagian KKKS yang ada di sini," terangnya.

Di sisi lain, berkaca dari penyerangan drone ke kilang Saudi Aramco, Djoko pun meminta agar KKKS yang ada di dalam negeri memberikan perhatian serius terhadap sistem keamanan di fasilitas produksi maupun pengolahannya. Salah satunya dengan sistem pengamanan anti drone.

"Jadi kita imbau yang punya kilang produksi minyak untuk pasang kalau bisa anti drone. Jadi begitu drone masuk (wilayah fasilitas produksi minyak), dia (drone) mati, keren kan," tandas Djoko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×