Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto
Lantas, keberhasilan penggunaan B30 tergantung dari tiga faktor. Di antaranya kualitas bahan bakar, handling atau penanganan bahan bakar, dan kompatibilitas material terhadap bahan bakar tersebut.
“Kerusakan yang terjadi pada injector dapat diakibatkan dari ketidaksesuaian salah satu atau lebih dari ketiga faktor tersebut,” sambung Feby.
Di samping itu, peningkatan pencampuran biodiesel dari B20 ke B30 pada dasarnya tidak akan menimbulkan endapan di dalam filter mesin. Sebab, sudah ada peningkatan spesifikasi dari B20 (20 parameter) menjadi B30 (24 parameter) yang aman kadar monogliserida dan air telah diperkecil.
Tak hanya itu, hasil memuaskan juga terlihat dari emisi gas buang CO pada kendaraan pengguna B30 yang berada di kisaran 0,1—0,2 g/km atau lebih rendah dari ambang batas sebesar 1,5 g/km.
Baca Juga: Aprobi optimistis mampu pasok 9,6 juta kiloliter B30 di 2020
Feby pun menjelaskan, implementasi B30 diharapkan akan meningkatkan penyerapan CPO sebesar 2,6 juta ton atau setara dengan RP 9,16 triliun. B30 juga dapat menyerap biodiesel sebesar 9,59 juta kiloliter yang akan berdampak pada penghematan devisa sebesar US$ 4,40 miliar atau setara Rp 63,40 triliun.
“Implementasi B30 juga menciptakan lapangan pekerjaan bagi 1,2 juta orang serta menurunkan emisi gas rumah kaca dan meningkatkan lingkungan sebesar 14,34 juta ton CO2,” terang dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News