kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

ESDM: Pertamina prioritas utama Mahakam


Rabu, 24 Juni 2015 / 11:47 WIB
ESDM: Pertamina prioritas utama Mahakam


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. PT Pertamina berpotensi mendapatkan saham lebih besar dari alokasi pembagian saham Blok Mahakam yang sebesar 70%. Ini bisa terjadi jika Total EP Indonesie dan Inpex Corporation keberatan atas opsi pembagian atau farm out dalam negosiasi jatah saham sebesar 30% di Blok Mahakam.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), I Gusti Nyoman Wiratmadja mengatakan, pemerintah berkomitmen memberikan 100% pengelolaan Blok Mahakam ke Pertamina.

Adapun porsi 30% saham yang diberikan ke dua perusahaan asing itu tidak dibayar dalam bentuk uang. "Jadi farm out 30% itu bukan dijual, tetapi pertukaran dengan blok mereka di luar negeri," jelasnya kepada KONTAN, Selasa (23/6).

Wiraatmadja bilang,  pembagian saham 70% ke Pertamina nanti akan dibagi ke Pemda Kaltim sebesar 10% sejatinya malah mengerdilkan peran Pertamina di Blok Mahakam. "Pemerintah tidak pernah punya niatan mengecilkan Pertamina. Kami memperkuat Pertamina karena 30% itu punya kompensasi lebih kok," ungkapnya.

Menurut dia, kelak akan ada evaluasi aset Blok Mahakam dari Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas). Misalnya, besaran aset Blok Mahakam sebesar Rp 100 triliun maka Pertamina bisa menjual saham Rp 30 triliun ke pihak lain misal Total EP dan Inpex. 

Selanjutnya, Total EP atau Inpex bisa menukar blok migas lain milik Total EP seharga Rp 30 triliun. "Pertamina di sini mayoritas. Punya share di blok  migas lain milik Total EP atau Inpex Corp," jelasnya.

Besaran 30% untuk Total dan Inpex merupakan kajian pemerintah. Itulah kenapa, Pertamina hanya diberi kesempatan maksimum farm out 30% saham ke operator eksisting.

Untuk saat ini, baru Inpex yang menyatakan kesediaannya menggunakan sistem farm out itu. Namun, untuk besarannya masih perlu pembicaraan lebih dalam dengan Pertamina.

Sedangkan Total EP, sampai sekarang belum memberikan kepastian soal itu. Apakah masih ada peluang bekerja sama dengan Total EP, atau hanya menggandeng Inpex Corp saja.

Seperti diketahui, Total EP sebelumnya sempat meminta saham 35% di Blok Mahakam. Namun, pemerintah keberatan karena batas maksimal farm out hanya 30% saham.

Meski demikian, Wiratmadja tidak menyebut itu menjadi sinyal bahwa Total EP akan pull out alias hengkang dari bursa kepemilikan saham di  Blok Mahakam. "’Kami berharap tidak akan pull out. Blok Mahakam yang merupakan blok gas besar ini pasti masih menarik," katanya.

Saat disinggung apakah masa peralihan bakal mulus kalau hanya Inpex yang setuju farm out? Wiratmadja tidak bisa menjawab karena di luar kewenangannya. Dia memilih untuk menyerahkan sepenuhnya kepada Pertamina.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×