kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

ESDM: Sebelum kasus PLTP Sorik Marapi, insiden paparan gas H2S jarang terjadi


Rabu, 10 Februari 2021 / 18:54 WIB
ESDM: Sebelum kasus PLTP Sorik Marapi, insiden paparan gas H2S jarang terjadi
ILUSTRASI. Pembangunan PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi) Sorik Marapi


Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut bahwa insiden paparan gas Hidrogen Sulfida (H2S) di Pembangkit Listrik Panas Bumi (PLTP) tergolong jarang terjadi di Indonesia.

Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menjelaskan, berdasarkan data statistik kecelakaan di PLTP periode 2015—2020, hanya ada satu kecelakaan berupa paparan gas H2S. Insiden ini terjadi pada tahun 2016 lalu di lapangan panas bumi Medco Ijen, tepatnya saat pelaksanaan buka sumur IJN-01.

“Saat itu terdapat korban luka ringan dan tidak memerlukan perawatan inap,” tutur dia dalam diskusi virtual, Rabu (10/2).

Secara umum, kecelakaan di lokasi PLTP tetap terjadi beberapa kali selama periode tersebut. Ambil contoh pada tahun 2020 lalu. Secara akumulatif, korban ringan kecelakaan panas bumi di tahun lalu mencapai 10 jiwa, korban luka berat 1 jiwa, dan korban meninggal dunia 1 jiwa.

Bila dibandingkan tahun 2019, korban akibat kecelakaan panas bumi di tahun lalu tampak lebih rendah. Tahun 2019 silam, terdapat 12 korban luka ringan akibat kecelakaan di PLTP, lalu 2 korban luka berat, dan 4 korban meninggal dunia.

Mayoritas kecelakaan panas bumi terjadi di area wellpad atau sumur, meski area lain seperti power plant, jalan akses, hingga workshop/warehouse juga pernah menjadi tempat kecelakaan panas bumi.

Baca Juga: ESDM beberkan kronologi kebocoran gas PLTP Sorik Marapi yang telan korban jiwa

Nah, setelah sekian lama tidak terjadi, di awal tahun ini insiden paparan gas H2S kembali terjadi di proyek PLTP, tepatnya di PLTP Sorik Marapi yang berlokasi di Mandailing Natal, Sumatera Utara. Kejadian ini menimbulkan mengakibatkan 5 orang meninggal, 46 orang menjalani perawatan di Rumah Sakit, 3 orang rawat jalan, dan 1 orang mendapat perawatan medis.

PLPT Sorik Marapi sendiri dioperasikan oleh PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP). Berdasarkan hasil investigasi, perusahaan ini dipastikan oleh pemerintah telah melakukan mal operasional yang berujung pada insiden tersebut.

“Hasil investigasi ini menunjukkan telah terjadi mal operasional oleh PT SMGP di lapangan panas bumi Sorik Marapi,” ungkap Dadan.

Untuk mencegah terulangnya kejadian yang sama, Kementerian ESDM akan melakukan sederet upaya. Misalnya, berkoordinasi dengan Pemda untuk penanganan dan pemulihan dampak kejadian, melakukan audit penerapan keselamatan dan kesehatan kerja terhadap seluruh kegiatan SMGP di lapangan panas bumi Sorik Marapi, memastikan SMGP melaksanakan seluruh rekomendasi hasil investigasi, dan mempercepat penetapan rancangan Peraturan Menteri ESDM terkait Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Perlindungan Lingkungan Panas Bumi.

Selanjutnya: Kementerian ESDM targetkan 1 juta pelanggan listrik terpasang smart meter pada 2022

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×