kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

ESDM beberkan kronologi kebocoran gas PLTP Sorik Marapi yang telan korban jiwa


Rabu, 03 Februari 2021 / 20:07 WIB
ESDM beberkan kronologi kebocoran gas PLTP Sorik Marapi yang telan korban jiwa
ILUSTRASI. PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi) Sorik Marapi di wilayah Mandailing Natal, Sumatera Utara.


Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjelaskan kronologi kebocoran gas di Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sorik Marapi yang terjadi pada 25 Januari. Asal tahu saja, kejadian tersebut mengakibatkan 5 warga di desa sekitar meninggal dunia. 

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Dadan Kusdiana mengatakan, kejadian bermula dari rencana pembukaan sumur panas bumi T-02 untuk komisioning PLTP Unit II berkapasitas 15 megawatt (MW).

Kegiatan ini direncanakan untuk dilakukan pada Senin 25 Januari 2021 pukul 11.30 WIB. Pada pukul 12.00 WIB sumur mulai dibuka dan muncul kepulan fluida berwarna gelap dari ujung silencer dan bergerak horisontal ke arah barat di area sawah dan ladang selama 3 menit.

"Sekitar 10 menit kemudian, salah seorang warga menerobos masuk ke area wellpad dan meminta sumur ditutup karena beberapa pingsan di area sawah, itu yang kami dapatkan informasinya dari investigasi dan dari tanya ke saksi dan melihat bukti di lapangan," kata dia dalam RDP Komisi VII, Rabu (3/2).

Dadan menambahkan, warga diduga terpapar hidrogen sulfida (H2S) atau gas beracun dari sumur SMP-T02. kebocoran gas ini merenggut nyawa 5 warga sementara 46 orang lainnya menjalani perawatan di RS, 3 orang menjalani rawat jalan dan 1 orang dalam penanganan medis.

Atas insiden ini Kementerian ESDM telah melakukan penghentian sementara semua aktivitas PT Sorik Merapi Geothermal Power (SMGP) di PLTP Sorik Marapi.

Baca Juga: Sengkarut pasokan batubara untuk PLTU, pasar ekspor lebih diutamakan?

Tim investigasi juga telah dibentuk dan berangkat ke lokasi pada 26 Januari 2021. "Saat ini dalam penyusunan laporan hasil investigasi," ungkap Dadan.

Langkah kordinasi juga dilakukan dengan Bupati Mandailing Natal, Kapolres dan Tim Polda Sumatra Utara. Dia pun memastikan, monitoring dan kordinasi dilakukan untuk memastikan penanganan dan pemulihan korban.

Dadan menambahkan, jarak aman dari lokasi PLTP adalah 300 meter, sementara warga yang pingsan ditemukan berada sekitar 125 meter dari sumber H2S.

Sementara itu, Direktur Teknik SMGP Riza Glorius menerangkan rencana pembukaan sumur sejatinya telah disosialisasikan ke masyarakat melalui pengumuman di Masjid.

Rencana pembukaan juga sedianya dilaksanakan pada tanggal 24 Januari 2021, akan tetapi kemudian dimundurkan sehari menjadi 25 Januari 2021.

Pengumuman perubahan rencana ini pun hanya disampaikan melalui kepala desa.

"Tahapan sosialisasi itu selesai maka semua pihak buka sumur. Dijelaskan SOP, potensi bahaya kerja dan juga ditanyakan kesiapan masing-masing divisi, tim HSE dan well tested untuk fungsi masing-masing," pungkas Riza.

Selanjutnya: Catat, investasi di 4 sektor ini jadi prioritas pemerintah pada tahun ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×