kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45916,01   -19,50   -2.08%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

ESDM Sebut PLN Telah Realisasikan Pembagian Paket Kompor Induksi di Solo dan Badung


Kamis, 15 September 2022 / 07:10 WIB
ESDM Sebut PLN Telah Realisasikan Pembagian Paket Kompor Induksi di Solo dan Badung


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Program substitusi kompor LPG 3 kilogram (kg) masih bergulir. Plt Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Data Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana mengungkapkan, PLN selaku penerima penugasan piloting konversi kompor LPG 3 kg dengan kompor induksi telah merealisasikan pembagian paket kompor induksi di 2 kota, yakni Solo–Jawa Tengah dan Badung–Bali pada tahun 2022 ini.

“Sesuai penugasan piloting kompor induksi, PT PLN (Persero) telah selesai membagi paket kompor induksi di Kota Solo, Jawa Tengah pada tanggal 17 Juli 2022 dan Kabupaten Badung, Bali pada tanggal 21 Juli 2022 secara gratis,” ujar Dadan kepada Kontan.co.id, Rabu (14/9).

Program penyediaan paket kompor induksi merupakan program substitusi subsidi energi. Lewat program ini, pemerintah dan PLN mengajak masyarakat untuk beralih dari penggunaan kompor LPG 3 kg ke Kompor Induksi.

Baca Juga: PLN Gelar Pengadaan 300 Ribu Kompor Induksi

Seperti diketahui, saat ini impor LPG dari tahun ke tahun terus naik seiring dengan meningkatnya konsumsi masyarakat. Kontan.co.id mencatat, impor LPG pada 2017 berjumlah sebesar 5,46 juta ton.

Angka tersebut meningkat menjadi 5,56 juta ton pada 2018, 5,71 juta ton di tahun 2019, i 6,39 juta ton di tahun 2020, dan 6,42 juta ton di tahun 2021.

Dengan kecenderungan kenaikan yang ada, impor LPG sempat diperkirakan bisa mencapai Rp 67,8 triliun pada tahun 2024. Direktur Eksekutif Asosiasi Perusahaan Migas Nasional (Aspermigas), Moshe Rizal mengatakan, investasi pengembangan kilang LPG di dalam negeri terhambat oleh masalah keekonomian.

Harga gas yang berada di atas keekonomian, kata Moshe, turut menjadi pertimbangan para pelaku usaha untuk melakukan investasi kilang LPG.

“Gas kita itu mahal harganya. Keekonomian kilang LPG di Sumatera Selatan, itu harus di supply gas dengan harga setidaknya US$ 5 (per mmmbtu), US$ 5,5 (per mmbtu) masih okelah. Nah harga gas kita US$ 6 (per mmbtu), US$ 7 (per mmbtu), ya gimana bisa masuk. jadi investor enggak ada yang mau investasi di kilang LPG, ujung-ujungnya kita harus impor,” ujar Moshe dalam acara seminar bertajuk Indonesia Energy Transition; Update and Opportunity yang digelar di Jakarta International Expo Kemayoran, Rabu (14/9).

Di sisi lain, jumlah produksi LPG di dalam negeri lebih kecil dari angka impor dan cenderung menurun dari tahun ketahun. Secara terperinci, menurut catatan Kontan.co.id, angka produksi LPG pada periode 2019-2020 ialah sebesar 2,02 juta ton pada 2017 dan 2018 lalu kemudian menurun menjadi 1,96 juta ton di 2019 dan pa 1,92 juta ton di tahun 2020.

Lewat program konversi kompor 3 kg ini, pemerintah optimistis bisa menghemat pengeluaran impor LPG. Dalam sebuah siaran pers yang dirilis oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin) pada 22 April 20021 lalu,  program konversi kompor LPG diproyeksikan bisa mencapai mencapai Rp 60 triliun.

Baca Juga: Banggar Usul Daya Listrik Orang Miskin Dinaikkan, Begini Respons Pengamat

Menurut Dadan, PLN ditugaskan untuk melaksanakan piloting konversi kompor LPG 3 kg dengan kompor induksi tahun di Kota Solo, Jawa Tengah dan Kabupaten Badung, Bali dengan target masing-masing sebanyak 1.000 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) pada tahun 2022 ini dan telah menyelesaikan penugasan tersebut.

Secara terperinci, paket yang dibagikan terdiri atas 1 (satu) unit kompor induksi 2 (dua) tungku dengan masing masing daya 1.000 Watt,  2 (dua) unit utensil berupa panci (steam pot) dan wajan (frying pan), modul IoT untuk menyimpan data konsumsi energi listrik Kompor Induksi yang dilengkapi dengan media komunikasi data, penggantian Pembatas Daya untuk penggunaan Kompor Induksi, dan pemasangan tambahan instalasi pemanfaatan tenaga listrik.

“Dengan program ini, peredaran LPG 3 kg secara bertahap dikurangi pada daerah yang telah didistribusikan paket kompor induksi,” tutur Dadan.

Sedikit informasi, menurut Dadan, saat ini sudah beberapa produsen kompor induksi dalam negeri yang mampu memproduksi kompor induksi dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) antara 44 – 45% dengan kapasitas d iatas 500.000 ribu unit per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×