Sumber: Antara | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Pemerintah melaksanakan penandatanganan dua kontrak kerja sama blok minyak dan gas bumi yakni East Ambalat dan Central Bangkanai.
Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari laman Ditjen Migas Kementerian ESDM di Jakarta, Kamis (26/5), kontraktor kontrak kerja sama untuk Blok East Ambalat adalah PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Ambalat Timur, sedang Blok Central Bangkanai adalah PT Adaco Energy.
Penandatanganan kedua kontrak kerja sama (KKS) tersebut dilaksanakan di Jakarta, Rabu (25/5).
Blok East Ambalat merupakan wilayah kerja migas konvensional, sementara Central Bangkanai adalah nonkonvensional.
Wilayah kerja East Ambalat yang terletak di lepas pantai Kalimantan Timur memiliki luas 4.718,94 km2.
Komitmen investasi tiga tahun pertama masa eksplorasi Blok East Ambalat adalah sebesar 8,5 juta dolar AS yang terdiri atas studi geologi dan geofisika (g&g study) sebesar 1,5 juta dolar AS, "airbone gravity or multibeam survey acquisition and processing or data purchasing" seluas 5.000 km2 sebesar 2,5 juta dolar, dan "seismic 2D acquisition and processing or data purchasing" sepanjang 1.500 km sebesar 4,5 juta dolar.
Sedangkan, Blok Central Bangkanai berada di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur dengan luasan 3.000 km2.
Komitmen pasti investasi tiga tahun pertama eksplorasi ditetapkan 9,2 juta dolar.
Investasi eksplorasi tersebut terdiri atas "g&g study" sebesar 750 ribu dolar dan satu pemboran sumur eksplorasi (vertikal) sebesar 8,45 juta dolar.
Sedang, bonus tanda tangan (signature bonus) yang akan diterima langsung pemerintah dari penandatanganan Blok Central Bangkanai adalah sebesar satu juta dolar.
Sementara itu, Wakil Presiden Komunikasi Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan, PHE Ambalat Timur, yang merupakan anak perusahaan PT Pertamina Hulu Energi (PHE), bertindak selaku operator dengan saham partisipasi 100 persen pada blok tersebut.
Kontrak Blok East Ambalat akan berlaku selama 30 tahun.
Blok East Ambalat terletak di perbatasan Indonesia-Malaysia yang berada di cekungan Tarakan dengan jarak sekitar 80 km sebelah timur Kota Tarakan dan kedalaman laut berkisar 2.000 m.
"Penguasaan Blok East Ambalat memiliki arti strategis bagi Pertamina dalam upaya mengembangkan aktivitas eksplorasi aset domestik, khususnya di area 'deep water' (laut dalam) dan 'frontier' (sulit)," kata Wianda.
Pertamina, lanjutnya, bertekad meningkatkan kontribusinya sebagai BUMN yang saat ini masih 26 persen terhadap total produksi nasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News