Reporter: Merlinda Riska | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Operator seluler Esia, PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL), menargetkan jumlah pelanggan tahun ini bisa mencapai 13 juta pelanggan. Hingga akhir 2013, jumlah pelanggan perseroan mencapai 12 juta pelanggan.
Pencapaian jumlah pelanggan di 2013 hanya tumbuh tipis dibanding pada 2012 yang mencapai 11,7 juta pelanggan. Direktur Utama Esia Jastiro Abi menyatakan, pertumbuhan tipis pada 2013 karena pada tahun lalu perseroan sedang gencar lakukan revitalisasi.
"Revitalisasi masih terus berlangsung, tapi kami optimistis dengan strategi fokus pada layanan Over The Top (OTT), pelanggan kami bisa tumbuh sejuta tahun ini," kata Jastiro Abi, Rabu (3/4).
Perdana di tahun ini, Esia menggandeng Free Conference Call Global untuk luncurkan OTT FreeConferenceCall ke Indonesia. Layanan ini adalah layanan ngobrol bareng hingga maksimal 49 orang.
Sebagai partner operator eksklusif, Esia menyediakan akses nomor panggilan lokal (021-51388800) bagi penggunanya di Indonesia. Layanan ini bisa dilakukan melalui jaringan telepon tetap, CDMA, GSM, ataupun melalui internet.
"Melalui kerjasama OTT ini, kami sebagai partner eksklusif mendapatkan tambahan revenue yang berasal dari layanan data, suara juga interkoneksi," kata dia
Meski Jastiro enggan mengungkap berapa target pendapatan dari layanan ini, namun, Esia berharap kontribusi pendapatan data dan suara bisa mencapai 80%. Sisanya, 20% berasal dari interkoneksi.
Jastiro juga belum mau buka-bukaan mengenai target pendapatan top line dan bottom line perseroan. "Kami belum bisa bicara untuk target yang lainnya. Target pelanggan saja yang boleh dibuka," kelaknya.
Yang jelas, kata Jastiro, tahun ini Esia bakal menerapkan dua strategi untuk mengakuisisi pelanggan baru. Startegi pertama adalah dengan bundling handset. Kedua dengan fokus bisnis OTT. "Harapannya dari OTT bisa berkontribusi sebesar 20%-30% tahun ini," imbuh Jastiro.
Dia berujar, Esia juga ingin meluncurkan OTT buatan sendiri. Namun, Esia masih menimbang tingkat efisiensi antara menggandeng pihak ketiga dengan membuat sendiri.
Jastiro bilang, manajemen berusaha untuk meningkatkan pertumbuhan pendapatan layanan data tahun ini sebesar 20%. Manajemen juga mempertahankan pendapatan rata-rata per pelanggan (ARPU) tahun ini bisa stabil di kisaran Rp 18.000 untuk ARPU campuran dan Rp 55.000 untuk ARPU data.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News