kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45892,72   -3,94   -0.44%
  • EMAS1.368.000 0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Etana Biotechnologies Gandeng Recce Kembangkan Produk Antibiotik Sintetik


Selasa, 21 Mei 2024 / 21:43 WIB
Etana Biotechnologies Gandeng Recce Kembangkan Produk Antibiotik Sintetik
ILUSTRASI. PT Etana Biotechnologies Indonesia (Etana) teken nota kesepahaman dengan Recce Pharmaceuticals Limited untuk pengembangan klinis anti-infektif Recce di seluruh Indonesia pada Rabu (7/2/2024)


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Etana Biotechnologies Indonesia (Etana) melakukan kerja sama dengan perusahaan farmasi Australia, Recce Pharmaceuticals Ltd (Recce), untuk melakukan pengembangan uji klinik fase 3 produk anti-infektif inovatif.  

Kerja sama ini bertujuan untuk mengatasi tantangan krisis kesehatan global terkait resistensi antimikroba (AMR). “Melalui kerjasama ini, Etana siap berperan dalam melakukan uji klinis di fasilitas kesehatan yang ada di Indonesia dan melakukan kerjasama penelitian serta produksi lokal  untuk antibiotik kelas baru,” kata Andreas Donny Prakasa, Head of Corporate Relations Etana dalam keterangan resminya, Selasa (21/5).

Ia bilang, kolaborasi tersebut  mendapat dukungan dari institusi pemerintah Indonesia, antara lain, Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan pemerintah Australia melalui kedutaan Australia di Indonesia. 

Baca Juga: Daewoong Pharmaceutical Mendapat Izin Laboratorium Pengolahan Sel Punca di Indonesia

Sementara itu, CEO Recce,James Graham mengatakan bahwa kolaborasi ini merupakan langkah strategis dalam memerangi resistensi antimikroba, dan menjawab permasalah kesehatan yang semakin mendesak di dunia. 

Menurutnya, kolaborasi di Indonesia merupakan momentum pembuktian secara klinis dari upaya untuk mengatasi krisis penyakit infeksi di Indonesia dan dunia. “Kami menghadirkan kelas antibiotik baru dan pertama dalam lebih dari 40 tahun terakhir,” ujar James

Recce berencana melaksankan studi fase 3 untuk indikasi infeksi ulkus kaki diabetik terhadap pasien di Indonesia. Dengan indikasi ini, diharapkan dapat membantu perawatan infeksi ulkus kaki diabetik  populasi pasien sekitar 6,5 juta orang di Indonesia. 

James mengungkapkan bahwa pihaknya akan bekerjasama dengan Etana dalam melaksanakan studi klinik fase 3 untuk infeksi ulkus kaki diabetik.  Kerja sama ini tidak hanya membawa manfaat dalam hal penanganan penyakit infeksi, tetapi juga dalam transfer teknologi ke dalam negeri , penciptaan lapangan kerja, dan pengembangan ekonomi pengetahuan menggerakkan perekonomian berbasis pengetahuan di Indonesia. 

Baca Juga: Genjot Revenue, IBOS Berencana Caplok Perusahaan FMCG dan Bioteknologi

Direktur Ketahanan Farmasi dan Alat Kesehatan Kemenkes RI,  Roy Himawan mengatakan, kolaborasi tersebut akan berkontribusi pada  perkembangan  teknologi di Indonesia serta ketahanan kefarmasian nasional”.

"Kita menyambut baik kolaborasi antara industri dalam negeri dengan mitra global seperti yang Etana lakukan dengan Recce. Kita harus lebih siap dengan teknologi baru sehingga ketika suatu saat dibutuhkan, kita sudah punya teknologinya,” ujar Roy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×