Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan biofarmasi PT Etana Biotechnologies Indonesia (Etana) akan melakukan kerja sama dengan Recce Pharmaceuticals Limited, perusahaan asal Australia yang mengembangkan klasifikasi terbaru Anti-Infektif sintetis. Hal itu ditandai dengan ditekennya nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) pada 7 Februari 2024.
Penandatangan kesepahaman tersebut bertujuan untuk mempercepat pengembangan klinis anti-infektif Recce di seluruh Indonesia, untuk mengatasi tantangan kesehatan global yang kritis terkait resistensi antimikroba (antimicrobial resistance/AMR). Kerja sama tersebut merupakan inisiatif bilateral yang didukung oleh pemerintah Australia dan Indonesia.
Dalam rangka memperkuat upaya bersama dalam mengatasi tantangan global terkait resistensi antimikroba, Nathan Tirtana, Direktur Utama Etana menyampaikan, Etana dan Recce telah sepakat untuk bekerja sama dalam memajukan program klinis Recce di Indonesia. “Kolaborasi ini akan memungkinkan akses Pemerintah Indonesia terhadap terapi inovatif untuk penyakit menular yang semakin mendesak,” kata dia dalam keterangan resminya, Jumat (9/2).
Baca Juga: Ekspor Lampaui US$ 500 Juta, Menperin Sebut Industri Obat Bahan Alam Prospektif
Sementara itu, Menteri Kesehatan Indonesia Budi Sadikin menyambut baik inisiatif kolaboratif tersebut. Ia menekankan pentingnya pengembangan terapi inovatif dalam melawan resistensi antimikroba yang menjadi isu global. Dukungan penuh juga telah diberikan oleh Pemerintah Australia dan Indonesia dalam inisiatif bilateral yang historis ini.
"Tantangan kesehatan global terkait resistensi antimikroba adalah isu mendesak di panggung dunia. Indonesia menyambut inisiatif kolaboratif dan mendukung upaya untuk melawan resistensi antimikroba, termasuk pengembangan terapi inovatif untuk penyakit menular,” kata Budi saat menyaksikan penandatangan Mou tersebut.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua BRIN Laksana Tri Handoko menerangkan bahwa ilmu kesehatan dan biomedis adalah area penting dalam penelitian dan inovasi Indonesia. Menurutnya, Indonesia perlu membangun kemampuan nasional, terutama setelah pelajaran dari pandemi Covid-19.
“Kolaborasi ini adalah kelanjutan dari hubungan yang erat yang kita miliki dengan Australia, yang saya lihat akan terus berkembang ke depan. Kami ingin membangun keahlian bersama dan saya menantikan pekerjaan untuk dimulai bersama kami,” imbuhnya.
Baca Juga: Kalbe Farma (KLBF) Incar Laba Bersih Tumbuh Double Digit di Tahun 2024
Sementara itu, Chief Executive Officer Recce Pharmaceuticals James Graham menyatakan bahwa kolaborasi ini menandakan komitmen bersama Pemerintah Australia dan Indonesia untuk memajukan kesehatan masyarakat dan mengatasi tantangan global AMR di wilayah Asia Pasifik.
Dengan menggabungkan keahlian dan sumber daya kedua perusahaan, ia menyakini bahwa Etana dan Recce dapat membuat kemajuan signifikan dalam upaya menjadikan masa depan yang lebih sehat dan tangguh bagi kedua negara dan masyarakat global.
Etana akan bekerja sama dengan Recceuntuk memajukan program klinis Recce dengan kecepatan, aksesibilitas, efektivitas biaya (termasuk dukungan besar Pemerintah), dan kualitas. Dengan mengkoordinasikan upaya bilateral antara Pemerintah Australia dan Indonesia serta para ahli industri, ini akan memberikan Etana kepercayaan untuk mengembangkan potensi biofarmasi di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News