Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Etana Biotechnologies Indonesia (Etana) menjalin kerja sama strategis dengan BeiGene untuk pemasaran, pengembangan, dan transfer teknologi produk Tislelizumab. BeiGene merupakan perusahaan bioteknologi global yang berfokus pada penelitian ilmiah.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin menyaksikan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara kedua belah pihak dalam acara Indonesia-China Healthcare & Biotech Investment di Jakarta.
Tislelizumab adalah produk antibodi monoklonal anti-PD-1 yang telah memperoleh beberapa indikasi, termasuk kanker paru-paru sel tidak kecil, karsinoma urotelial lokal yang lanjut atau metastatik (UC), karsinoma hepatoseluler (HCC), karsinoma sel skuamosa esofagus lokal yang lanjut atau metastatik (ESCC), kanker nasofaring rekuren atau metastatik (NPC), dan limfoma Hodgkin klasik (cHL).
Nathan Tirtana, Presiden Direktur Etana mengatakan, kerjasama pengembangan dan pemasaran Tislelizumab tersebut merupakan sebuah Langkah yang penting untuk mewujudkan pengobatan kanker terkini yang dapat dijangkau oleh semua pasien kanker di Indonesia.
“Kerjasama ini sejalan dengan komitmen kami untuk memproduksi obat biologi yang berkualitas tinggi, terjangkau, dan inovatif secara mandiri, sebagai upaya mendukung program pemerintah dalam menciptakan kemandirian dan ketahanan nasional di bidang kesehatan," kata Nathan dalam keterangan resminya, Senin (29/1).
Ia bilang, Etana akan memasarkan produk Tislelizumab di Indonesia dengan nama Etapidi. Obat ini dapat digunakan sebagai pengobatan lini pertama atau lini kedua yang dapat dikombinasikan dengan obat kemoterapi. Beberapa penelitian menunjukkan efikasi dan keamanan yang baik untuk pengobatan beberapa jenis kanker.
Sementara itu, Adam Roach, Vice President and Head of Asia-Pacific BeiGene, mengatakan pihaknya berkomitmen untuk mendukung kesetaraan Kesehatan Global (GHE). Adapun kerja sama dengan Etana menurutnya adalah salah satu upaya BeiGene untuk menciptakan obat anti-kanker yang berdampak besar serta membuatnya terjangkau dan dapat diakses oleh lebih banyak pasien di seluruh dunia.
"Keanekaragaman budaya, ukuran, dan kompleksitas negara-negara di kawasan Asia Pasifik (APAC) menimbulkan tantangan unik dalam memberikan perawatan kanker, sehingga BeiGene membutuhkan mitra seperti Etana yang memiliki nilai dan tujuan yang sama untuk membantu menyediakan obat kepada sebanyak mungkin orang di wilayah ini," imbuhnya.
Berdasarkan data Globocan, pada tahun 2020 terjadi peningkatan kasus kanker baru di Indonesia menjadi 141,1 per 100.000 populasi, dengan kematian akibat kanker mencapai 85,1 kematian per 100.000 populasi.
Kanker di Indonesia masih menjadi salah satu penyakit dengan biaya pengobatan terbesar bagi masyarakat Indonesia. Di Indonesia, pasien kanker dapat mengikuti program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang hampir seluruh biayanya ditanggung oleh BPJS seperti biaya rawat pasien, pembedahan, radioterapi, kemoterapi bahkan pengobatan menggunakan terapi targeting selama produk tersebut tercantum di e-katalog atau Formularium Nasional.
Didirikan pada tahun 2014, Etana adalah perusahaan biofarmasi Indonesia yang meneliti, memproduksi, dan memasarkan terapi biologis untuk pasar Asia Tenggara. Perusahaan ini bertujuan untuk menyediakan terapi yang inovatif namun terjangkau melalui produksi lokal, untuk mendukung program pemerintah Indonesia dan permintaan pasar yang lebih besar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News