Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
JAKARTA. Setelah mendapat pinjaman sindikasi dari beberapa bank, produsen kertas PT Fajar Surya Wisesa Tbk kini siap merealisasikan ekspansinya. Rencananya, perusahaan itu akan merealisasikan ekspansinya pada tahun 2014 mendatang.
Direktur PT Fajar Surya Wisesa Tbk Hadi R. Ongkowidjojo bilang, Fajar Surya Wisesa akan membangun mesin pencetak kertas alias paper machine ke 8 (PM8). "Kemungkinan akan kami realisasikan pada awal tahun depan," jelasnya, Kamis (12/9).
Menurut Hadi, pembangunan mesin kertas baru ini memakan waktu sekitar dua tahun hingga tiga tahun. Sehingga, mesin kertas baru ini akan siap berproduksi pada 2016.
Catatan saja, belum lama ini, perusahaan berkode emiten FASW ini mendapatkan pinjaman sindikasi dari beberapa bank, antara lain The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, PT Bank OCBC NISP, PT Bank UOB Indonesia, dan Standard Chartered Bank total senilai US$ 240 juta.
Dari jumlah itu, rencananya dana yang akan digelontorkan untuk menambah mesin pencetak kertas baru (PM8) ini sekitar US$ 100 juta. Angka ini masih lebih rendah dari total investasi yang dibutuhkan untuk membangun mesin kertas PM8 sekitar US$ 165 juta. Tapi, "Penyerapan dananya akan dilakukan secara bertahap," kata Hadi.
Hadi bilang, permintaan kertas dari tahun ke tahun terus meningkat. Makanya, penambahan mesin kertas baru ini menjadi strategi bagi FASW untuk bisa memenangkan persaingan di industri kertas.
Rencananya, mesin kertas berkapasitas 350.000 ton per tahun ini akan dipasang di pabrik baru milik perusahaan yang berlokasi di Surabaya, Jawa Timur. Dengan tambahan mesin ini, nantinya total kapasitas produksi containerboard Fajar Surya Wisesa bakal meningkat hampir 30% menjadi 1,55 juta ton per tahun pada 2016.
Saat ini, kapasitas produksi kertas FASW mencapai 1,2 juta ton per tahun. Kapasitas pabrik ini didapat setelah perusahaan memodifikasi mesin pencetak kertas ke 7 (PM7) miliknya pada tahun lalu.
Hadi bilang, meski ekonomi melambat, namun kinerja bisnis FASW saat ini masih belum terpengaruh. "Bisnis kami masih bagus, tidak ada masalah," katanya.
Hingga semester I-2013, FASW membukukan penjualan bersih sebesar Rp 2,40 triliun, naik sebesar 27,65% ketimbang periode yang sama tahun lalu. Kenaikan penjualan ini ditopang oleh peningkatan volume penjualan seiring selesainya modifikasi PM7 sejak akhir tahun 2012 lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News