Reporter: Leni Wandira | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), pengelola restoran cepat saji KFC dan Taco Bell di Indonesia, menargetkan pendapatan sebesar Rp 4,8 triliun sepanjang 2025.
Direktur VII FAST Dio May Avico mengatakan bahwa target tersebut disusun berdasarkan kinerja aktual hingga kuartal III-2025 serta proyeksi hingga akhir tahun.
"Kami memproyeksikan pendapatan mencapai Rp4,8 triliun pada akhir Desember 2025, dengan ekspektasi rugi berjalan sekitar Rp329 miliar,” ujarnya dalam paparan publik, Jumat (28/11/2025).
Baca Juga: Infrastruktur Jalan Terus Berkembang, Kawasan Komersial di Selatan Jakarta Bertambah
Hingga kini, FAST mengoperasikan 687 gerai KFC dan 8 gerai Taco Bell yang tersebar di Sumatra, Jawa, Kalimantan, Bali-Nusra, Sulawesi, Maluku, hingga Papua.
Dio menjelaskan bahwa perusahaan melanjutkan fokus pada pertumbuhan jaringan melalui renovasi, relokasi, dan konsolidasi gerai eksisting.
“Harapannya hingga akhir 2025 kami bisa membuka 20 gerai KFC baru. Untuk Taco Bell, tahun ini belum ada rencana penambahan gerai,” katanya.
Sejalan dengan program efisiensi, jumlah karyawan FAST tercatat menurun 9% dibandingkan tahun sebelumnya. Dio memaparkan bahwa penyesuaian dilakukan di level kantor pusat maupun gerai.
“Karyawan head office turun dari 1.879 menjadi 1.635 orang, sementara karyawan store bergerak dari 11.227 menjadi 10.430,” tuturnya.
Ia menegaskan bahwa struktur demografi karyawan tetap stabil dengan mayoritas berada di fungsi operasional, disusul manajer restoran, supervisor, serta unit kantor pusat.
Dari sisi kinerja keuangan, FAST membukukan peningkatan pendapatan sebesar Rp 608 miliar hingga September 2025.
Menurut Dio, kontribusi terbesar berasal dari pengembangan peternakan ayam terpadu yang dijalankan anak usaha, PT Jagonya Ayam Indonesia. Meski begitu, utang perusahaan turut meningkat Rp 719 miliar, terutama akibat penarikan fasilitas pinjaman untuk pengembangan proyek peternakan tersebut.
"Kerugian sampai September masih tercatat Rp 112 miliar karena sejumlah tekanan eksternal, tetapi sudah jauh lebih baik dari tahun lalu,” jelasnya.
Perusahaan telah menyelesaikan aksi pendanaan melalui PMT–IMTD pada April 2025 dan berencana melakukan revaluasi aset pada kuartal IV untuk memperbaiki posisi ekuitas. Dio mengatakan langkah tersebut akan berkontribusi terhadap penghasilan komprehensif lain sebesar Rp 201 miliar.
"Dengan revaluasi aset, total rugi komprehensif kami tahun ini diproyeksikan hanya minus Rp 28 miliar,” katanya.
Menurut Dio, beberapa faktor utama masih membebani kinerja 2025. “Daya beli tahun ini menurun, dampak boikot terhadap brand Amerika masih terasa, dan preferensi pelanggan mulai bergeser ke makanan yang lebih sehat,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa tantangan digitalisasi juga memengaruhi operasional perusahaan. Namun FAST mampu menekan kerugian berkat efisiensi biaya, optimalisasi rantai pasok, konsolidasi restoran super center melalui penerapan IAP, serta pengendalian ketat biaya operasional. “Program efisiensi ini akan terus kami jalankan hingga 2026,” kata Dio.
Selanjutnya: CIMB Niaga Catat Kenaikan NPL KPR Meski Penyaluran Turun
Menarik Dibaca: Samsung Galaxy XCover7 Pro Bawa Snapdragon 7s Gen 3 dan MIL-STD-810H!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













