Reporter: Nadia Citra Surya | Editor: Test Test
JAKARTA. Bisnis telepon seluler (ponsel) kian bergairah. Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Gatot S Dewa Broto mengatakan, permintaan sertifikasi untuk produk baru ponsel memang terus meningkat. Jika pada Januari 2010, permohonan sertifikasi yang masuk ada sekitar 20 merek dan varian, bulan Februari ini terasa ada peningkatan.
Menurutnya dari jumlah permohonan yang ada, sumbangan terbesar berasal dari ponsel-ponsel asal China. "Terasa ada penambahan permohonan setidaknya 5% dari bulan Januari," kata Gatot, Jumat (5/3).
Hal ini terkait erat dengan pemberlakuan kerjasama perdagangan bebas alias FTA Asean-China. Tak heran, permohonan ponsel asal China memang tinggi lantaran kini mereka tak lagi terbebani bea masuk (BM) yang tinggi.
Meski tak menyebutkan komposisi merek yang mengajukan sertifikasi, Gatot mengakui dominasi merek China memang cukup tinggi. Namun ia menegaskan bahwa hal tersebut bukan berarti ada diskriminasi. "Asalkan segala prinsip persyaratan berhasil dipenuhi, maka sertifikasi pasti akan kami berikan," tegas Gatot.
Menurut Gatot, sesuai peraturan Menteri No. 29/ 2008 setiap pemohon sertifikasi produk diharuskan untuk menyerahkan dua unit barang untuk diuji fisik. "Maksimal selama 21 hari," kata Gatot. Setelah itu direktorat standarisasi akan menerbitkan sertifikat jika lolos uji.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News