Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri, Syifa Fauziah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Film Indonesia mulai berkibar di layar bioskop Tanah Air. Berdasarkan data filmindonesia.or.id, hingga tengah tahun ini ada tujuh film nasional dengan jumlah penonton lebih dari satu juta orang.
Padahal tahun lalu baru tiga film yang bisa menembus 1 juta penonton. Film terlaris tahun ini dipegang Ada Apa Dengan Cinta 2 dengan jumlah penonton 3,66 juta orang. Namun, film itu masih kalah dari film Laskar Pelangi yang meraup 4,63 penonton.
Bernard Kent Sondakh, Presiden Direktur PT Graha Layar Prima Tbk, pengelola bioskop Blitz, melihat, film lokal tengah naik daun. Bahkan pada libur Lebaran kemarin, sejumlah film Indonesia menyedot penonton lebih banyak dari sejumlah film impor.
Tren serupa dialami di jaringan bioskop Cinema 21. Menurut Catherine Keng, Sekretaris Perusahaan PT Nusantara Sejahtera Raya, pengelola jaringan Cinema 21, kini, pangsa pasar film Indonesia makin membaik.
Bila tahun lalu sekitar 20% dari total jumlah penonton bioskop itu, tahun ini bisa mencapai 30%. Fenomena ini jelas menumbuhkan optimisme bagi pebisnis film.
Itu sebabnya, Raam Punjabi, produsen film dan pemilik jaringan bioskop Platinum ini bakal merilis film anyar 3 Srikandi pada 4 Agustus 2016. Untuk membuat film tersebut, Raam mengklaim merogoh kocek Rp 14 miliar.
Supaya masyarakat mau menonton film ini, Raam tak segan menambah dana Rp 6 miliar untuk anggaran promosi. Dia berani merogoh kocek dalam-dalam untuk membiayai film itu lantaran ingin membuat film yang secara teknis tidak kalah dengan film impor. Termasuk pemanfaatan komputer dan teknologi lainnya.
"Soal laku atau tidaknya sebuah film, tergantung apresiasi penonton," ungkap Presiden Direktur PT Tripar Multivision Plus ini kepada KONTAN, Senin (18/7).
Raam mengklaim bahwa saat ini jumlah penonton di jaringan bioskop Platinum miliknya terus meningkat. Padahal, sekitar 90% film yang ditayangkan bioskop ini merupakan film lokal.
Ketua Umum Gabungan Perusahaan Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI), Djonny Syafruddin, menyatakan, ada sejumlah faktor penarik jumlah penonton film. Salah satunya faktor liburan yang turut berperan menambah penonton.
Jadi, momentum peluncuran suatu film turut menentukan laris-tidaknya suatu film. Sejauh ini, kata Djonny, dari total produksi film nasional yang laku paling 15%-nya. Dia menandaskan, kualitas film tetap menjadi kunci utama kesuksesan film.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News