Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) siap menggelar lelang terbuka Wilayah Izin Usaha Pertambangan Khusus (WIUPK). Meski dari proses lelang tahun lalu menyisakan empat WIUPK, namun dalam waktu dekat ini Kementerian ESDM baru akan fokus untuk melelang dua WIUPK.
Direktur Bina Program Minerba Kementerian ESDM, Muhammad Wafid Agung mengatakan, pihaknya akan fokus untuk melelang dua blok tambang yang pada lelang tahun lalu tidak ada peminatnya. Keduanya adalah blok tambang nikel, yakni Blok Latao dan Blok Sua-sua.
Alasannya, kedua blok tambang tersebut dinilai paling siap, karena tidak tersandung masalah hukum administrasi seperti WIUPK lainnya. "Blok ini kan (pada lelang tahun lalu) nggak ada peminat. Jadi nggak tersangkut oleh persoalan (administrasi)," kata Wafid saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, pada Senin (4/3).
Wafid mengungkapkan, setelah lelang prioritas kepada BUMN dan BUMD usai dilakukan pada tahun lalu, maka pada lelang mendatang akan berlangsung secara terbuka untuk pihak swasta.
Wafid menyebut, pihaknya telah melakukan persiapan, mulai dari perbaikan regulasi hingga hal teknis seperti kesiapan panitia. "Semuanya sudah siap, dari sisi perbaikan regulasi sudah. Panitianya juga secara umum sudah, tinggal merekrut yang dari daerah," jelasnya.
Karenanya, Wafid menargetkan proses lelang terbuka ini bisa berlangsung pada bulan April. Sementara pemenangnya bisa didapatkan pada akhir Semester I tahun ini. "Bulan depan, April mulai lelang. Kita inginnya semester I sudah selesai dapat pemenangnya," tutur Wafid.
Asal tahu saja, WIUPK eksplorasi blok nikel Suasua terletak di Kolaka Utara seluas 5.899 ha. Sedangkan WIUPK eksplorasi blok nikel Latao berada di Kolaka Utara dengan luas 3.148 hektare (ha).
Adapun, Wafid menegaskan bahwa nilai Kompensasi Data Informasi (KDI) dari kedua blok tersebut masih tetap sama. Merujuk pada Keputusan Menteri ESDM Nomor 1805.K/30/MEM/2018, nilai KDI blok Suasua ialah sebesar Rp. 984,85 miliar dan Blok Latao Rp. 414,8 miliar.
"KDI sama, Justru kita mau menguji ini, kalau dari BUMN dan BUMD tidak berminat mungkin dengan KDI-nya segitu, sekarang dibuka untuk swasta ada nggak yang berminat," terangnya.
Lelang Tahap II
Sementara itu, Wafid mengatakan bahwa pada tahun ini pihaknya sudah menyiapkan sejumlah blok tambang baru untuk dilelang. Pada lelang tahap dua ini, sambung Wafid, ada 16 WIUP yang disiapkan, dan paling tidak ada tiga atau empat WIUPK yang siap dilelang. "Tahun ini kita harapkan bisa (lelang) tahap kedua," katanya.
Sebagai informasi, selain sejumlah wilayah tambang tersebut, masih ada sembilan WIUP yang akan dilelang. Namun, sembilan WIUP itu menjadi kebijakan dari pemerintah daerah.
Sebelumnya, WIUP yang siap dilelang itu berjumlah 10. Namun, pada 6 Februari 2019 lalu, Kementerian ESDM mencabut status dari salah satu WIUP tersebut, yakni Blok Emas Silo di Jember, Jawa Timur.
Adapun, Kementerian ESDM berharap adanya lelang ini bisa mendongkrak investasi di subsektor minerba yang pada tahun ini dipatok stagnan dari tahun lalu sebesar US$ 6,2 miliar.
Direktur Jenderal Minerba Bambang Gatot Ariyono sebelumnya mengatakan bahwa investasi pada tahun ini bisa saja melonjak jika lelang wilayah tambang berhasil diselesaikan, dan terlebih bisa terjadi eksplorasi tambang baru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News