Reporter: Vina Elvira | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PP Presisi Tbk (PPRE) mencatatkan perolehan kontrak baru sebesar Rp 3,6 triliun hingga periode kuartal III-2025. Kontribusi terbesar berasal dari segmen jasa pertambangan yang mencapai hampir 80% dari total kontrak baru di sepanjang tahun berjalan.
Direktur Utama PP Presisi Rizki Dianugrah mengungkapkan, diversifikasi usaha PPRE kini terfokus pada sektor jasa pertambangan, yang telah menjadi penyumbang dominan terhadap pendapatan konsolidasi perusahaan, dengan kontribusi sekitar 60%–70% sepanjang 2025.
Selain nikel, perusahaan juga sedang melakukan ekspansi jasa pertambangan ke proyek bauksit dan mineral lain seiring dengan kebijakan hilirisasi nasional
Baca Juga: Semester I-2025, Laba PP Presisi (PPRE) Tumbuh 13,64% Meski Pendapatan Turun
“Sementara sektor energi dan konstruksi non- pertambangan masih menjadi lini pendukung, segmen jasa pertambangan terus menjadi motor utama pertumbuhan pendapatan dan profitabilitas perusahaan,” ungkap Rizki, dalam siaran pers, Selasa (21/10).
PPRE pun optimistis dalam mengejar sisa target tahun ini melalui pendekatan proaktif kepada pemilik tambang eksisting dan pembukaan jaringan proyek baru, khususnya pada mineral strategis seperti nikel dan bauksit.
Strategi juga ditempuh melalui optimalisasi portofolio alat berat, kolaborasi jangka panjang dengan pemilik tambang, serta efisiensi rantai pasok untuk mendukung daya saing harga dan percepatan tender.
Saat ini, PPRE bersama anak usahanya masih mengerjakan sejumlah proyek strategis nasional, terutama di bidang infrastruktur dasar dan pendukung kawasan industri mineral.
Beberapa proyek mencakup pekerjaan jalan dan konstruksi sipil di wilayah IKN serta proyek pendukung ketahanan pangan di Merauke hingga hilirisasi tambang nikel di Sulawesi, Kalimantan serta Halmahera.
“Keterlibatan ini memperkuat posisi PPRE dalam mendukung agenda pembangunan nasional sekaligus memperluas sinergi dengan induk PT PP (Persero) Tbk dalam pembangunan PSN,” tuturnya.
PPRE sendiri menargetkan pencapaian kontrak baru di tahun ini bisa meningkat kurang lebih 11% dibandingkan realisasi tahun sebelumnya.
Di sisi lain, Manajemen PPRE optimistis melihat prospek bisnis konstruksi infrastruktur sipil nasional pada 2026 seiring dengan fokus pemerintah yang memprioritaskan ketahanan pangan, energi dan hilirisasi mineral.
Menurutnya, prospek sektor pertambangan tetap positif didorong kelanjutan hilirisasi mineral dan ekspansi kawasan industri tambang.
“Perusahaan akan memusatkan strategi pada proyek-proyek bernilai tambah tinggi di sektor jasa pertambangan seperti, mining operation, mining development, hauling ore services hingga hauling road maintenance untuk mempertahankan pertumbuhan berkelanjutan tahun depan,” tandasnya.
Selanjutnya: Prediksi Line Up Persib Bandung vs Selangor di AFC Champions League Two
Menarik Dibaca: 3 Zodiak yang Cerdas dan Intuisinya Tajam, Siapa Saja?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News