kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Foxconn tarik ulur, ponsel lokal jalan terus


Senin, 27 Januari 2014 / 21:36 WIB
Foxconn tarik ulur, ponsel lokal jalan terus
ILUSTRASI. BCA jadi perbankan dengan rasio dana murah terebsar di Indonesia


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Setelah bergulir sekian lama, rencana investasi produsen komponen ponsel Foxconn Technology Group tak kunjung terealisasi. Meski investasi tersebut belum juga dilaksanakan, Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian Budi Darmadi menegaskan proses lokalisasi produksi ponsel di dalam negeri oleh pemilik merek lokal terus berlangsung.

"Produksi ponsel di dalam negeri tetap dilakukan ada ataupun tidak adanya Foxconn," tegasnya.

Walau diakuinya ada potensi impor komponen akan terus meningkat karena kebutuhan perakit ponsel belum juga bisa dipasok Foxconn, namun itu lebih baik ketimbang terus mengimpor ponsel secara utuh. Karena ada proses peningkatan nilai tambah yang terjadi di dalam negeri.

Beberapa pemegang merek smartphone dan tablet lokal memang mulai berancang-ancang melakukan perakitan ponsel di dalam negeri. Bahkan PT Hartono Istana Teknologi yang memegang merek Polytron sudah melakukan trial produksi di akhir Desember lalu.

Public Relations and Marketing Event Manager PT Hartono Istana Teknologi Santo Kadarusman belum lama ini mengatakan perseroan menyiapkan dua line produksi di pabrik mereka di Kudus.

"Tahap awal kami siapkan 30.000 unit per bulan tapi bisa ditingkatkan jadi 100.000 unit per bulan sesuai kebutuhan," katanya.

Sebelumnya kantor berita Reuters melansir kabar bahwa Chairman Foxconn Terry Gou masih menganggap Indonesia sebagai prioritas utama investasi mereka. Indonesia dianggap lebih baik dari India, bahkan China karena kenaikkan biaya produksi dan upah buruh di negeri tersebut.

Foxconn berencana berinvestasi sebesar US$ 10 miliar di Indonesia secara bertahap selama lima tahun dengan menggandeng Erajaya sebagai mitra lokal. Sayangnya setelah lama bergulir, investasi ini belum kunjung terealisasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×