kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,74   0,31   0.03%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Freeport targetkan mulai konstruksi smelter di Gresik pada kuartal II tahun ini


Jumat, 17 Januari 2020 / 20:15 WIB
Freeport targetkan mulai konstruksi smelter di Gresik pada kuartal II tahun ini


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Freeport Indonesia (PTFI) tengah mengejar target pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter). PTFI menargetkan, pengerjaan smelter tembaga yang berlokasi di Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur ini sudah bisa memasuki tahap konstruksi di Kuartal II tahun ini.

"Tahun ini akan konstruksi fisik, kira-kira di Kuartal II," kata Direktur Utama PTFI Tony Wenas saat ditemui Kontan.co.id selepas acara Indonesia Milennial Summit, Jum'at (17/1).

Baca Juga: Garap proyek smelter milik Borneo Alumina, PTPP raih kontrak baru Rp 2,6 triliun

Dengan begitu, Tony menyatakan bahwa pengerjaan smelter konsentrat tembaga berkapasitas 2 juta ton ini bisa berjalan sesuai jadwal, baik jadwal evaluasi enam bulanan dari Kementerian ESDM maupun target operasi komersial. "Sesuai dengan rencana yang sudah kita submit ke (Kementerian) ESDM," ungkap Tony.

Asal tahu saja, pembangunan smelter PTFI ini dipatok paling lambat pada tahun 2023 atau lima tahun setelah proses divestasi saham kepada holding tambang BUMN, MIND ID, pada 21 Desember 2018. Saat itu, PTFI juga mengantongi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK).

Dalam catatan Kontan.co.id, hingga periode evaluasi Juli 2019, progres pengerjaan smelter PTFI berada di angka 3,21%. Meski terlihat mini, namun capaian itu bih tinggi dari rencana enam bulanan yang ditarget mencapai 2,76%.

Adapun, tahapan yang sedang dikerjakan adalah pematangan lahan. Hingga progres itu, belanja modal atau capital expenditure (capex) yang sudah terserap sebesar US$ 151,7 juta.

Baca Juga: Pabrik emas Wilton Makmur (SQMI) akan beroperasi di paruh kedua 2020

Tony mengatakan, progres terkini akan dilaporkan kepada Kementerian ESDM sesuai periode evaluasi. Yang jelas, serapan capex hingga sekarang masih dari kas internal PTFI. "(Capex) masih dari internal," ujar Tony.

Dari sisi pengerjaan dan konstruksi proyek, smelter PTFI ini menelan investasi sekitar US$ 2,8 miliar. Namun secara total, kata Tony, PTFI menganggarkan investasi sebesar US$ 3 miliar untuk penyelesaian proyek smelter ini.

Tony mengatakan, kendati masih merogoh kocek dari kas internal, namun pihaknya kini tengah mencari pendanaan eksternal. Tony bilang, PTFI masih membidik pendanaan dari perbankan.

"Nanti kita coba cari pendanaan dari pihak luar, kemungkinan besar dari bank. Kalau bisa semuanya (dibiayai dari pinjaman), lebih bagus," ujar Tony tanpa menerangkan detail rencana pinjaman yang tengah dijalankan PTFI.

Baca Juga: PTPP menyetor modal Rp 1,25 miliar ke Pembangunan Perumahan Tirta Riau

Di luar investasi smelter, Tony mengatakan bahwa PTFI tetap fokus untuk mengerjakan tambang bawah tanah atau undergorund mining. Untuk investasi di lini produksi pertambangan ini, Tony mengungkapkan, PTFI menganggarkan dana sebesar US$ 20 miliar selama 20 tahun, hingga tahun 2041.

Artinya, sebut Tony, rata-rata setiap tahun PTFI mengeluarkan investasi sebesar US$ 1 miliar atau sekitar Rp 14 triliun. "Investasi (tambang) bawah tanah harus jalan terus. Setiap tahun rata-ratanya US$ 1 miliar, di luar smelter," ungkap Tony.

Tony menyebut, pada tahun ini PTFI produksi konsentrat tembaga PTFI akan ditopang oleh underground mining. "Tambang terbuka tinggal sedikit, tinggal membersihkan. Sebagian besar (produksi) sudah dari underground," sebutnya.

Sayang, Tony belum mau menyebutkan detail realisasi kinerja operasional di 2019, maupun target produksi konsentrat tembaga PTFI dan besaran kuota ekspor yang akan diajukan. Hanya saja, sekali pun terjadi penurunan, Tony mengatakan bahwa volume produksi dan kuota ekspor konsentrat tembaga PTFI di 2020 tidak begitu jauh dari rencana 2019.

Baca Juga: PTPP garap pembangunan smelter aluminium milik Borneo Alumina Indonesia

Asal tahu saja, pada tahun 2019, PTFI mengantongi kuota produksi sekitar 1,6 juta ton konsentrat tembaga. Sedangkan untuk kuota ekspor, PTFI memiliki sekitar 700.000 ton, yang berlaku satu tahun sejak 8 Maret 2019. "Jadi semua hampir sama, kira-kira sesuai (dengan rencana 2019)," tandas Tony.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×