Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya (ESDM) mengungkap potensi diambilnya pasokan konsentrat tembaga milik PT Amman Mineral International Tbk (AMMN) oleh PT Freeport Indonesia (PTFI) bersifat business-to-business (B2B).
"Silakan itu B2B, bukan urusan pemerintah. Itu B2B, praktek bisnis-bisnis saja," ungkap Menteri Energi dan Sumber Daya Alam (ESDM) Bahlil Lahadalia saat dikonfirmasi usai agenda Hari Pertambangan dan Energi, di kawasan Monas, Jakarta, Jumat (24/10/2025).
Hal yang sama juga diungkap oleh Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM Tri Winarno.
Baca Juga: Alasan Kahar Smelter Amman Mineral (AMMN) Mirip dengan Freeport Indonesia
"Ya, kalau misalnya itu terserah, B2B mereka. Kalau pemerintah nggak mau urusin lah terkait dengan itu. Itu kan B2B. Nanti kalau misalnya harganya nggak sesuai," kata Tri.
Sebelumnya, dalam catatan Kontan, Direktur Utama PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas mengungkap adanya potensi bahwa perusahaan yang dipimpinnya mengambil konsentrat tembaga dari tambang lain.
"Itu sedang kita evaluasi ya, kemungkinan itu ada (mengambil konsentrat dari tambang lain). Tapi kita sedang evaluasi mudah-mudahan dalam waktu dekat kita bisa mulai beroperasi, walaupun belum beroperasi penuh ya," ungkap Tony saat ditemui di agenda CEO Connect di Jakarta, Selasa (21/10/2025).
Baca Juga: Freeport Indonesia Buka Peluang Ambil Konsentrat Emas dari Amman Mineral
Tony juga bilang, saat ini produksi tambang PTFI sudah dihentikan sementara. Kurang lebih sudah sekitar satu bulan, imbas dari insiden longsor tersebut.
Hal ini diakuinya menghambat penjualan emas kepada Aneka Tambang Tbk (Antam), apalagi Freeport Indonesia sudah memiliki kontrak perjanjian jual beli emas batangan.
Lebih lanjut, saat ditanyai detail tambang tembaga mana yang akan diambil konsentratnya sembari menunggu perbaikan di GBC, Tony bilang ada potensi mengambil konsentrat dari PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN).
Dia menjabarkan, hanya ada dua perusahaan di Indonesia yang saat ini dapat memproduksi konsentrat tembaga.
"Yang produksi konsentrat di Indonesia ada berapa perusahaan?," tanya dia.
"Kita belum tahu, masih dievaluasi, tapi mungkin saja. Sebagai salah satu alternatif ya, tapi kita belum memutuskan apa-apa, karena masih dievaluasi," tutup Tony.
Selanjutnya: DPR: Petani Bakal Jadi Aktor Utama dalam Mandatori E10 di Tahun 2027
Menarik Dibaca: Pasar Kripto Rebound, World Liberty Financial di Puncak Top Gainers 24 Jam
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













