Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengungkap masih menunggu rekomendasi resmi dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terkait izin ekspor konsentrat tembaga milik PT Amman Mineral International Tbk. (AMMN) yang digerakkan oleh anak usahanya PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT).
"Terkait volume ekspor (konsentrat tembaga) dan masa berlaku izin, kami masih menunggu rekomendasi resmi dari Kementerian ESDM," ungkap Direktur Ekspor Produk Industri dan Pertambangan Kemendag Andri Gilang Nugraha saat dikonfirmasi, Kamis (23/10/2025).
Andri juga menyebut, hingga saat ini belum ada izin ekspor yang diterbitkan untuk Amman Mineral. Sementera Kemendag hanya memberikan izin ekspor jika sudah ada 'lampu hijau' dari Kementerian ESDM.
"Sesuai ketentuan yang berlaku, perusahaan dapat mengajukan izin ekspor ke Kementerian Perdagangan setelah memperoleh rekomendasi dari Kementerian ESDM," tambah dia.
Baca Juga: Mendagri Minta ke Bahlil untuk Buka Kembali Ekspor Konsentrat Tembaga, Ini Sebabnya
Meski begitu, Andri membenarkan bahwa saat ini Amman Mineral telah mengajukan permohonan perpanjangan izin ekspor konsentrat tembaga ke ESDM,
"Sejauh yang kami ketahui, PT Amman Mineral telah mengajukan permohonan perpanjangan izin ekspor konsentrat tembaga dengan alasan kondisi kahar (force majeure) Permohonan tersebut, saat ini masih dalam proses di Kementerian ESDM," jelasnya.
Sebelumnya, dalam catatan Kontan, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian melaporkan telah mengajukan permintaan kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia untuk membuka kembali keran ekspor konsentrat tembaga.
Tito beralasan, saat ini pertumbuhan ekonomi disejumlah daerah yang memiliki tambang tembaga dan konsentrat tembaga sedang mengalami penurunan. Bahkan dalam data Kemendagri minus karena terkendala kinerja pabrik pemurnian atau smelter tembaga.
"Kami sudah menyampaikan kepada Pak Bahlil, apa mungkin sambil menunggu smelter jadi, ini ekspor (konsentrat) tetap dilanjutkan, karena kalau tidak akan berdampak Kepada angka pertumbuhan, ekonominya menjadi minus," ungkap Tito dalam agenda Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah 2025, dikutip Selasa (21/10/2025).
Baca Juga: Amman Mineral (AMMN) Minta Perpanjangan Izin Ekspor Konsentrat
Tito menyebut, provinsi di Indonesia yang mengalami penurunan yaitu Papua Tengah dan Nusantara Tengah Barat (NTB) mencatatakan produk domestik bruto (PDB) sebesar -0,82% dan -9,83% secara year on year (YoY) pada kuartal II/2024.
"Ini yang tertinggi, Maluku Utara, Sulawesi Tengah, dan Kepri (Kepulauan Riau). Yang terendah itu adalah Papua Tengah, ini terutama karena Freeport, kemarin sempat ada longsor, ada smelter yang terbakar juga. Dan sekarang sudah di-hold semua (produksi)," ungkap Tito.
Lalu di NTB, Tito menyebut terdapat smelter tembaga Amman Mineral (AMMN) yang terletak di Sumbawa Barat, NTB, tepatnya di Kecamatan Sekongkang.
Baca Juga: Sumbawa Timur Mining Dorong Eksplorasi Tembaga untuk Penuhi Kebutuhan Mineral Kritis
Saat ini menurut Tito, smelter tembaga Amman sedang dalam tahap komisioning atau pengujian sebelum operasional penuh. Sehingga tidak diizinkan mengekspor konsentrat tembaganya keluar.
"Yaitu ada perusahaan tambang yang namanya Amman itu diperintahkan untuk melakukan hilirisasi membangun smelter, karena membangun smelter kemudian ekspor (konsentrat tembaga) ditahan," ungkap dia.
Menurutnya karena ekspor ini dilarang, menyebabkan pertumbuhan ekonomi NTB menyentuh minus 0,82.
"Pertumbuhan ekonominya langsung minus. Belum pernah NTB itu minus, ini minus 0,82," kata Tito.
Baca Juga: Bahlil Sebut Freeport Belum Ajukan Perpanjangan Izin Ekspor Konsentrat Tembaga
Selanjutnya: Apakah Kurma Bagus untuk Diet Tubuh? Cari Tahu Jawabannya di Sini
Menarik Dibaca: Apakah Kurma Bagus untuk Diet Tubuh? Cari Tahu Jawabannya di Sini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News