kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

FREN Cari Mitra Proyek Jalur Cadangan Kabel Optik


Sabtu, 30 Maret 2013 / 07:07 WIB
FREN Cari Mitra Proyek Jalur Cadangan Kabel Optik
ILUSTRASI. Promo Indomaret PBI (Promosi Bulan Ini) 1-15 November 2021


Reporter: Merlinda Riska | Editor: Amailia Putri

JAKARTA. PT Smartfren Telecom Tbk tengah mencari mitra untuk membangun jalur cadangan kabel serat optik internasional. Langkah ini dilakukan setelah kabel optik bawah laut perusahaan itu putus beberapa waktu lalu.

Direktur Teknik Smartfren, Merza Fachys mengatakan, selain mengajak mitra, pihaknya juga akan menggandeng beberapa operator telekomunikasi untuk berkolaborasi membangun jalur serat optik internasional.

Smartfren memiliki kabel optik bawah laut untuk sambungan internet utama internasional ke Singapura. Sambungan itu melewati jalur dari Jakarta ke Bangka, lalu Batam, dan berakhir di Singapura. Perusahaan menyewa infrastruktur dari Moratel.

Merza bilang, ada berbagai alternatif jalur baru yang disiapkan. Perusahaan berkode saham FREN ini mengutamakan jalur darat untuk jalur cadangan ini. Rutenya antara lain, dari Jambi mengarah ke Batam, dan ke Singapura. Alternatif lain, kabel dipasang dari Bengkulu lalu ke Singapura.

Merza belum bisa menyebutkan estimasi biaya untuk membangun jalur cadangan ini. Sebagai gambaran, untuk membangun jaringan kabel dari Jakarta hingga ke Singapura, diperlukan biaya sebesar US$ 30 juta. "Untuk membangun jaringan dari Sumatera ke Singapura, nilainya kira-kira tidak jauh berbeda dengan Jakarta-Singapura," ujarnya, Rabu (27/3).

Seperti diketahui, tiga jalur jaringan kabel optik FREN terputus dalam waktu bersamaan. Jaringan kabel itu terdiri dari kabel optik bawah laut dan darat.
Hal itu berakibat, trafik data dari anjlok dari 52 terabyte per hari menjadi 8,2 terabyte per hari. Jadi, seharusnya kapasitas bekerja penuh hingga 100%, kini hanya menjadi 10%.

Direktur Komersial Smartfren, Djoko Tata Ibrahim menambahkan, pembangunan jalur cadangan sebagai antisipasi menekan angka perpindahan pelanggan (churn rate). Saat ini, jumlah pelanggan data FREN sebanyak lima juta pelanggan. Dari jumlah itu, 70% di antaranya menggunakan layanan data di jalur internasional. Sedangkan sisanya, 30%, di jalur nasional.

Titik temu jalur internasional ini sebenarnya tidak hanya di Singapura, tetapi juga di Hong Kong, China, dan Australia. "Tapi, yang terdekat itu Singapura dan Australia," kata Djoko. Namun, lanjut dia, biaya pembangunan jalur ke Australia itu lebih mahal. Jadi, perusahaan akan tetap memilih Singapura dengan lewat Sumatra sebagai jalur alternatifnya.

Djoko mengaku, kini pihaknya sedang menggodok skema ganti rugi kepada pelanggan akibat layanan internet yang ngadat sekitar empat hari lamanya. "Garis besarnya adalah memberikan bonus 50% kuota kepada pelanggan," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×