kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Frisian Flag Tak Risaukan Kenaikan Harga Susu Bubuk Dunia


Rabu, 05 Mei 2010 / 08:41 WIB


Reporter: Herlina KD |

JAKARTA. Manajer Komunikasi Frisian Flag Anton Susanto mengakui, pada kuartal I 2010 sempat terjadi kenaikan harga bahan baku susu bubuk.

Anton mencontohkan, untuk harga beli bahan baku jenis Skim Milk Powder (susu bubuk skim) pada kuartal I 2010 mencapai Rp 37.000 per kg. Tapi kuartal II tahun ini harga bahan baku jenis ini mulai turun menjadi Rp 27.000 per kg.

Toh, Anton tak terlalu mengkhawatirkannya. "Frisian Flag akan terus memantau harga bahan baku susu bubuk, tapi sampai saai ini kami belum ada rencana untuk menaikkan harga produk susu," ujarnya. Di Frisian Flag, dari total kebutuhan bahan baku Frisian Flag, hanya sekitar 20% yang terdiri dari susu bubuk.

Menurut Anton, dari total kebutuhan bahan baku susu Frisian Flag sebesar 1.900 ton per hari, hanya 25% nya atau sekitar 475 ton yang disuplai dari dalam negeri. Sisanya, sekitar 1.425 ton bahan baku susu Frisian Flag masih diimpor. "Frisian Flag mengimpor bahan baku susu dari beberapa negara, diantaranya Belanda, Australia dan Selandia Baru," jelas Anton

Fonterra Cooperative Group Ltd. menyatakan, harga susu bubuk di pasar internasional sudah mulai diperdagangkan di level antara US$ 3.250 hingga US$ 3.600 per ton sejak awal Januari 2010 lalu. Dalam yang digelar awal April 2010 lalu harga susu bubuk itu menyentuh US$ 4.092 per ton. Level itu merupakan yang paling tinggi sejak Juli 2008 sekaligus lompatan harga yang paling tinggi sejak September 2009.

Lelang bulan Mei ini dilansir Selasa (4/5) kemarin, namun Global Dairy Trade belum merilis hasilnya. "Permintaan dari pasar Timur Tengah, Afrika Utara dan Asia terus berkembang. Di sisi lain, produksi susu global mulai melambat," kata Fonterra Chief Executive Officer Andrew Ferrier, seperti dikutip dari Bloomberg, akhir April lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×