Reporter: Fitri Nur Arifenie, Petrus Dabu | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Rencana penyelesaian unit penampungan dan regasifikasi terapung atau floating storage and regasficiation unit (FSRU) gas alam cair (liquefied natural gas) di Teluk Jakarta, Jawa Barat terus mundur. Sebelumnya, FSRU Jabar tersebut dijadwalkan sudah selesai dibangun pada April dan bisa beroperasi pada Mei 2012. Namun, perkembangan terbaru, FSRU tersebut baru selesai pada Juli dan beroperasi pada Agustus 2012.
Senior Vice President Gas PT Pertamina, Nanang Untung, mengatakan, sulit merampungkan FSRU Jawa Barat pada Mei ini. Pasalnya, penyelesaian kapal yang berfungsi sebagai terminal mengalami kendala. "Waktu di Singapura, sempat ada peralatan terbakar. Gangguan ini membuat kita mundur," kata Nanang, akhir pekan lalu.
Selain itu, penyelesaian FSRU juga terkendala setelah pipa yang dipasang PT Rekayasa Industri terkena jangkar kapal. Perbaikan pipa ini baru selesai April nanti, bersamaan dengan rampungnya kapal. "Sehingga April nanti kita siapkan kapal dan pipa juga sudah siap. Baru kemudian kita terima LNG dari Kilang Bontang," jelas dia.
Sebaliknya, PT Nusantara Regas, perusahaan patungan PT Pertamina dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk, optimistis bahwa FSRU Jawa Barat akan tetap beroperasi sesuai jadwal pada April nanti. "Saat ini kami tetap berusaha agar FSRU bisa sail away dari Jurong Shipyard April 2012 nanti," ujar Hendra Jaya, Direktur Utama Nusantara Regas, pekan lalu.
Hendra menambahkan, hingga saat ini jadwal finalisasi pembangunan FRSU belum berubah. "Koordinasi terakhir dengan provider FSRU, FSRU itu akan tiba di Jakarta April nanti," ujarnya.
Hendra mengakui memang di lokasi yang nantinya akan ditempati FSRU, sedang terjadi gangguan. "Sebenarnya yang terjadi adalah indikasi terjadinya insiden pipa bawah laut yang sudah terpasang sebelumnya," ujar Hendra.
FSRU Jawa Barat ini mampu menampung gas alam cair (LNG) sebanyak 400 juta kaki kubik gas per hari (MMSCFD) atau setara dengan 3 juta metrik ton LNG per tahun. Saat ini, baru ada komitmen 200 MMSCFD LNG yang akan ditampung di FSRU tersebut, yaitu berasal dari LNG Bontang, Kalimantan Timur.
Komitmen tersebut diperoleh PT PLN untuk menyalakan pembangkit listrik di Muara Karang. Kepala Divisi Minyak dan Gas PT PLN, Suryadi Mardjoeki, berharap agar FSRU bisa beroperasi secepatnya. Sebab, pasokan gas ke PLTU Muara Karang sangat penting untuk mengurangi penggunaan BBM di pembangkit tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News