Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tujuh dari sepuluh kasus kanker payudara di Indonesia baru terdeteksi pada tahap lanjut, mempersempit peluang pengobatan. Data Global Cancer Observatory (2022) mencatat lebih dari 400.000 kasus baru di Indonesia, dengan banyak perempuan yang terlambat didiagnosis. Padahal, deteksi dini bisa meningkatkan kelangsungan hidup hingga 98%.
Sayangnya, masih banyak perempuan yang enggan menjalani pemeriksaan karena stigma, ketakutan, atau kurangnya kesadaran.
Fujifilm kini semakin serius merambah bisnis layanan kesehatan. Bertransformasi dari produsen film kamera, Fujifilm kini mengembangkan berbagai solusi teknologi medis, mulai dari pencitraan diagnostik hingga peralatan kesehatan canggih berbasis kecerdasan buatan (AI).
Salah satu fokus utama Fujifilm di sektor kesehatan adalah meningkatkan akses terhadap deteksi dini penyakit, seperti kanker payudara. Teknologi mammografi digital mereka mampu memberikan hasil lebih akurat dengan tingkat kenyamanan lebih tinggi bagi pasien.
Baca Juga: Deteksi Kanker Payudara, RS Ciputra dan GE Healthcare Hadirkan Teknologi Baru
Selain itu, Fujifilm juga mengembangkan sistem AI yang membantu dokter menganalisis hasil pencitraan medis dengan lebih cepat dan presisi. Hal ini memungkinkan tenaga medis membuat diagnosis yang lebih akurat dan efisien.
Terbaru, Fujifilm Indonesia dan MedicElle Clinic mengadakan program "Cancer-Free Towards a Healthy Family," menyediakan mammografi 3D gratis bagi 100 perempuan.
Masato Yamamoto, Presiden Direktur PT Fujifilm Indonesia mengatakan, berkat kemajuan teknologi, mammografi kini lebih nyaman dan akurat dengan radiasi lebih rendah. "Kami ingin memastikan lebih banyak perempuan mendapatkan akses deteksi dini tanpa rasa takut," ujar dalam keterangannya, Minggu (9/3).
Fujifilm Indonesia terus memperluas inisiatif ini melalui kerja sama dengan berbagai institusi, seperti Mandaya Puri Hospital dan Universitas Udayana. Handra Effendi, Direktur PT Fujifilm Indonesia mengatakan kolaborasi adalah kunci untuk memastikan lebih banyak perempuan mendapatkan akses deteksi dini.
Baca Juga: Perencanaan Anggaran untuk Deteksi Dini Kanker
Deteksi dini bukan sekadar melawan kanker, tetapi juga memberi kesempatan hidup lebih sehat dan berkualitas.
Ratna Setyarahajoe adalah salah satu perempuan yang mengikuti program ini membagikan pengalamannya menjalani pemeriksaan mammografi. "Saya merasa penting untuk menyebarkan informasi ini. Banyak perempuan yang masih belum tahu tentang pentingnya pemeriksaan payudara rutin," ujarnya.
Selanjutnya: Diusulkan Jadi Bank Haji, BPKH: Harus Dapat Modal dari APBN
Menarik Dibaca: Jadwal Buka Puasa Hari Ini 9 Maret 2025 Tangerang dan Tangerang Selatan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News