Reporter: Fahriyadi, Tri Sulistiowati | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Musnah sudah harapan pemerintah untuk menggenjot produksi garam lokal pada tahun ini. Pasalnya, fenomena peningkatan intensitas curah hujan atau La Nina menyebabkan sentra produksi garam di sejumlah daerah gagal panen.
Jakfar Sodikin, Ketua Asosiasi Petani Garam Rakyat Indonesia (APGRI) menyebut jika tahun ini adalah tahun yang buruk bagi petani garam lantaran hampir seluruh sentra garam di pulau Jawa tidak bisa menghasilkan.
"Hingga pertengahan September, realisasi produksi garam baru 51.000 ton dan itu hanya berasal dari Madura karena Jawa Barat dan Jawa Tengah tidak berproduksi tahun ini," ungkapnya kepada KONTAN,
Senin (26/9).
Jakfar menilai, jika berkaca pada kondisi tahun lalu, seharusnya pertengahan September sudah menghasilkan garam sebanyak 327.000 ton. Namun, realisasinya ternyata hanya 13,70% . Ini berarti target produksi garam tahun ini sekitar 1 juta ton mustahil bisa tercapai. Padahal, sebelumnya target 1 juta ton ini merupakan hasil revisi APGRI di bulan Juli 2016 lalu dari target awal 1,8 juta ton.
Namun, Jakfar menyebut ada keanehan terjadi di lapangan. Seharusnya dengan gagal panen ini harga garam harusnya naik, namun ternyata tidak. Ia mengatakan harga garam kualitas I saat ini dijual Rp 750 per kilogram (kg), garam kualitas II Rp 600 per kg, dan kualitas III Rp 350 per kg atau sama sebelum adanya gagal panen.
"Tahun 2010 lalu, kami juga gagal panen dan harga garam meroket ke Rp 1.000 per kg dari sebelumnya Rp 500 per kg," ucapnya.
Makanya, Jakfar pun tak mempercayai klaim dari industri aneka pangan yang mengimpor 240.000 ton tahun ini. Pasalnya, dalam kondisi produksi garam normal tahun lalu, industri impor garam hingga 400.000 ton.
Arthur Tanuwijaya, Kepala Bidang Teknologi Asosiasi Industri Pengguna Garam Indonesia (AIPGI) memprediksi produksi garam lokal maksimal hanya 600.000 ton hingga akhir tahun ini. Minimnya produksi garam rakyat ini otomatis bakal mengerek impor garam. "Impor garam industri bisa mencapai 3 juta ton tahun ini," tambahnya.
Jumlah ini melesat dibandingkan impor tahun lalu yang mencapai 2,2 juta ton. Hanya saja, Arthur enggan menjelaskan realisasi impor garam hingga saat ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News