kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Gaikindo: Harus ada keadilan dalam pungutan cukai


Minggu, 12 November 2017 / 20:05 WIB
Gaikindo: Harus ada keadilan dalam pungutan cukai


Reporter: Mila Sari | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Baru-baru ini pemerintah merencanakan untuk menarik cukai pada pelaku industri plastik kresek dan minuman berpemanis. Selain itu pemerintah juga merencanakan membidik cukai emisi kendaraan.

Menurut Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie D. Sugiarto, pelaku industri sebenarnya tidak merasa terbebani dengan adanya cukai emisi kendaraan bermotor, tetapi yang harus digarisbawahi adalah harus ada keadilan dalam pemungutan cukai tersebut.

Ia mengatakan bahwa masih banyak yang harus dipertimbangkan ketika ingin menarik cukai emisi kendaraan ini. Ia menilai jika ingin melakukan suatu perubahan harus menyangkut aspek-aspek lain, tidak hanya menyangkut soal emisinya saja.

Saat ini, Jongkie mengatakan bahwa sedang dilakukan suatu kajian dari LPEM UI menyangkut cukai emisi. Sayangnya, sampai saat ini tahu kapan kajian itu rampung.

Nantinya, kajian itu akan Gaikindo serahkan ke pemerintah melalui Kementerian Perindustrian. Jongkie mengatakan tidak ada yang salah dari cukai emisi ini, namun masih banyak yang perlu dipertimbangkan.

"Cukai ini sebenarnya bagus-bagus saja cuma tidak bisa diterapkan 100% dengan apa yang di wacanakan pemerintah, jadi masih ada beberapa hal yang perlu di pertimbangkan," ujarnya pada KONTAN, Minggu (12/11).

Ia menyarankan agar wacana cukai emisi ini memiliki kajian yang tepat, sebab di satu sisi pemerintah mendapatkan pemasukan dari cukai emisi. Di lain sisi, industri otomotif juga jangan sampai terkena dampak negatif dari wacana tersebut.

Executive General Manager PT Toyota Astra Motor, Fransiscus Soerjopranoto mengatakan, bahwa pelaku industri harus menyiapkan kendaraan otomotif dengan berbagai macam sumber energi alternatif, tidak hanya berfokus pada bensin saja, melainkan bisa menggunakan sumber energi dari gas ataupun hybrid.

Sejauh ini ia tidak merasa terbebani dengan wacana cukai emisi tersebut, sebab ia menilai bahwa pemerintah tidak akan membiarkan suatu industri itu mati, apa lagi industri otomotif memiliki kontribusi pajak terhadap negara.

"Peraturan pemerintah itu akan dipikirkan sedemikian rupa agar bisa memenuhi segala kepentingan yang ada, mulai dari kepentingan terhadap polusi, sumber energi dan terhadap industri itu sendiri," ucapnya.

Ia mengatakan bahwa wacana ini tidak akan menurunkan omzet industri otomotif saat ini. "Karena industri itu akan menyelaraskan dengan kebutuhan customer dengan kepentingan pemerintah juga," jelas Suryo, panggilan akrab Fransiscus. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×