kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gakoptindo: Kenaikan Harga Kedelai Global Berdampak Terhadap Industri Tempe dan Tahu


Minggu, 03 Juli 2022 / 13:38 WIB
Gakoptindo: Kenaikan Harga Kedelai Global Berdampak Terhadap Industri Tempe dan Tahu
ILUSTRASI. Gakoptindo menyebut Kenaikan Harga Kedelai Global Berdampak Terhadap Industri Tempe dan Tahu. ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/aww.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gakoptindo (Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia) menilai kenaikan harga-harga komoditas energi dan pangan punya andil cukup besar terhadap kelangsungan industri tempe tahu di dalam negeri.

Ketua Umum Gakoptindo Aip Syarifuddin mengatakan, kenaikan harga komoditas, termasuk kedelai, dalam situasi ekonomi dunia saat ini adalah keniscayaan yang tidak dapat dihindari. Terkait kedelai, kenaikan harga komoditas ini sangat dipengaruhi oleh kebijakan maupun situasi dan kondisi negara-negara pengekspor kedelai seperti Amerika Serikat, Brazil, dan Argentina.

“Seperti yang diketahui, 90% kedelai yang Indonesia konsumsi diperoleh secara impor,” ujar dia, hari ini (3/7).

Baca Juga: Perkuat Stok Kedelai, Bapanas: Importir Wajib Serap Kedelai Petani

Seiring kenaikan harga kedelai, langkah antisipasi yang bisa dilakukan oleh sebagian besar pengrajin tempe tahu justru tidak dengan menaikkan harga produk, melainkan mengurangi ukuran, membuat inovasi terkait kualitas tempe dan tahu.

Gakoptindo menyadari bahwa konsumen tempe tahu sebagian besar merupakan masyarakat menengah ke bawah. Di samping itu, tempe tahu adalah pilihan lauk pauk yang paling murah namun tetap bergizi tinggi.

“Oleh karena itu, di saat kondisi harga-harga pangan yang lain naik, tempe tahu tetap menjadi andalan dalam memilih lauk pauk sekalipun ada kenaikan harga kurang-lebih 20%,” ungkap Aip.

Ia menambahkan, kebijakan pemerintah dalam memberikan bantuan selisih harga pembelian kedelai kepada pengrajin tempe tahu sangat disyukuri oleh Gakoptindo sebagai bentuk kepedulian dan bantuan pemerintah, walau bersifat temporer.

Baca Juga: Tidak Diragukan Lagi, Ini Manfaat Kedelai untuk Kesehatan Tubuh

Gakoptindo juga mengusulkan agar ke depannya pengelolaan tata niaga kedelai turut melibatkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), sehingga dinamika harga dan stok kedelai dapat terkendali. Dengan begitu, di satu sisi pengrajin akan terlindungi dari ketersediaan dan harga kedelai yang wajar, sedangkan di sisi lainnya masyarakat tetap bisa menikmati tempe tahu yang berkualitas dan bergizi.

“Maksimal harga kedelai global atau impor di pengrajin tempe tahu menurut kami adalah sebesar Rp 11.000—Rp 12.000 per kilogram,” terang dia.

Lantas, Gakoptindo menyatakan bahwa momentum kenaikan harga kedelai impor pada dasarnya dapat menjadi momen bagi pemerintah dan stakeholder terkait untuk menggelorakan para petani kedelai Indonesia menuju swasembada kedelai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×