Reporter: Handoyo, Maria Elga Ratri | Editor: Fitri Arifenie
JAKARTA. Gabungan Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo) mengalami kesulitan untuk mengimpor kedelai sebanyak kuota yang diberikan oleh Kementerian Perdagangan (Kemdag). Gakoptindo mendapatkan izin impor kedelai 125.000 ton sampai akhir tahun. Tetapi Gakoptindo memprediksikan hanya mampu mengimpor kedelai sekitar 16% dari kuota itu.
Karena itu, kata Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kemdag, Srie Agustina, Gakoptindo mengembalikan izin impor kedelai sebanyak 105.000 ton. "Kemampuannya hanya 20.000 ton," ungkap Srie Agustina, akhir pekan lalu.
Sutaryo, Wakil Ketua Umum Gakoptindo, mengatakan alasan pengembalian izin impor tersebut karena pihaknya khawatir kedelai impornya tak laku dijual. Gakoptindo, kata Sutaryo tidak memiliki pengalaman mengimpor kedelai. Sehingga, meski diberikan izin impor dalam jumlah besar, Gakoptindo khawatir tak sanggup menawarkan harga yang bersaing.
Hal senada dikemukakan oleh Suyanto, Sekretaris Jenderal Gakoptindo. Suyanto menyatakan, izin impor awal yang diberikan oleh Kemdag sesuai dengan kebutuhan perajin tahu dan tempe. Namun, Gakoptindo tidak mampu mengimpor seluruh kebutuhan kedelai sekaligus, tetapi harus bertahap.
Menurut Suyanto, kendala utama dalam upaya merealisasikan izin impor keseluruhan adalah permodalan. Karena itu, pada saat ini, Gakoptindo sedang melakukan penjajakan dengan beberapa lembaga keuangan.
Bahkan, kata Suyanto, tidak menutup kemungkinan buat Gakoptindo untuk bekerja sama dengan pihak ketiga dalam merealisasikan impor. "Selain impor sendiri, kami akan membeli dari Bulog dan importir lain," jelas Suyanto.
Salah satu masalah yang dihadapi Gakoptindo adalah harga. Pasalnya, perajin tahu tempe tidak hanya ingin kepastian soal kestabilan pasokan, tetapi juga harga. "Sekarang harga kedelai masih Rp 9.200 hingga Rp 9.300 per kg," jelas Suyanto. Padahal, Suyanto mengharapkan operasi pasar kedelai bisa dilakukan dengan menggunakan harga khusus kedelai sebesar Rp 8.490 per kg.
Sebelumnya, Aip Syarifudin, Ketua Umum Gakoptindo, mengatakan akan bekerja sama dengan Perum Bulog untuk mendatangkan kedelai impor tersebut. Bahkan, Sutarto Alimoeso, Direktur Utama Bulog bilang, Bulog bersedia menjalin kerja sama dalam hal pengapalan. Tujuannya untuk menghemat ongkos transportasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News