kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gandeng Bosowa Maros, Indocement Tunggal (INTP) Optimistis Target Kinerja Tercapai


Rabu, 07 September 2022 / 17:52 WIB
Gandeng Bosowa Maros, Indocement Tunggal (INTP) Optimistis Target Kinerja Tercapai
ILUSTRASI. Fasilitas produksi semen PT?Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP).


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) lakukan kerjasama dengan PT Semen Bosowa Maros. Kerjasama tersebut dilakukan dalam skema menyewa tempat untuk menjunjang produksi di Indonesia wilayah Timur.

Direktur dan Sekretaris Perusahaan Indocement Antonius Marcos mengatakan jika kerjasama ini tidak ada aksi korporasi seperti akuisisi.

"Perjanjian sewa kami dengan Semen Bosowa Maros (SBM) adalah mencakup pabrik semen dan fasilitas pendukung lainnya seperti fasilitas pelabuhan, kantor dan alat penunjang operasi lain nya," ujarnya kepada Kontan, Rabu (7/9).

Ia melanjutkan, tujuan untuk menyewa pabrik SBM tersebut adalah untuk memperluas jangkauan di wilayah Indonesia Timur yang memang saat ini merupakan salah satu market yang sedang berkembang. Tak hanya itu, INTP juga berencana memperluas jangkauan ekspornya.

Baca Juga: Tunjang Penjualan di Luar Jawa, Indocement (INTP) Menyewa Aset Semen Bosowa Maros

Sebagai informasi, pada 1 September 2022, INTP telah menandatangani perjanjian induk sewa dan penggunaan aset guna menggenjot penjualan. Kerjasama ini diteken dengan Semen Bosowa Maros selaku pihak yang menyewakan dan Bosowa Corporindo selaku pemegang mayoritas pada Semen Bosowa Maros.

Dengan strategi ini, emiten optimistis target pertumbuhan pendapatan bisa sebesar 2% sampai 4% bisa tercapai hingga akhir 2022.

Kinerja INTP di semester I-2022 memang kurang menggembirakan. INTP mencatat penurunan laba bersih hingga 50% menjadi Rp 291,54 miliar di semester pertama 2022.

Adapun penjualan INTP selama tujuh bulan pertama 2022 sekitar  8,7 juta ton. Capaian ini menurun 3% dibanding dengan pencapaian periode yang sama tahun lalu.

Antonius menjelaskan, penyusutan laba bersih tang terjadi di semester I 2022 adalah akibat dari biaya energi yang meningkat sehubungan dengan kenaikan harga batubara.

 

"Di semester kedua ini kami telah melakukan antisipasi dengan mendapatkan kontrak kontrak dengan harga batubara yang lebih kompetitif dibanding semester pertama. Di samping itu pemakaian alternatif fuel akan kami terus tingkatkan sebagai sumber energi pengganti batubara. Jadi kami optimis kinerja kami di semester II akan lebih baik dari semester I," pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×