kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ganggu produksi, penelitan penyakit gugur daun karet perlu ditingkatkan


Senin, 06 Agustus 2018 / 21:46 WIB
Ganggu produksi, penelitan penyakit gugur daun karet perlu ditingkatkan
ILUSTRASI. Petani menyadap getah karet


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Pusat Penelitian Karet Bogor Gede Wibawa menyampaikan penyakit gugur daun pada pohon karet menjadi bahaya besar. Pada periode semester-i 2018, penyakit ini menyebabkan produksi karet turun 13%-14%.

Mengingat karet merupakan salah satu komoditas ekspor unggulan Indonesia, diperlukan perhatian khusus untuk menelusuri penyakit ini.

Gede menjelaskan, sebetulnya gugur daun merupakan penyakit tahunan yang umum tiba saat musim kemarau. Namun terdapat laporan dari sejumlah daerah yang mengalami gugur daun di luar musim kemarau dan hingga tiga kali, hasil identifikasi pusat penelitian menunjukkan ini sebagai serangan dari Neofusicoccum sp. tersebut.

"Penyakit fusicoccum ini sebelum 2017 itu adalah penyakit daun karet yang belum dianggap penting saat sekarang. kemudian tiba-tiba mulai dari Sumatra Utara terjadi gugur daun lebih dari satu kali," kata Gede saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (6/8).

Efeknya pada periode Januari-Juni 2018 terjadi gugur daun yang menurunkan produksi karet sebanyak 13%-14%. Kemudian pada periode bulan Juli, terjadi penurunan produksi 40%-50% dibandingkan tahun lalu. Adapun laporan mengenai penyakit ini sebenarnya sudah datang sejak awal tahun.

Sayangnya luas penelitian yang dilakukan tim Gede baru mencapai lima provinsi dan mencakup 22.000 hektare. Provinsi tersebut adalah Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Riau, Jambi dan Kalimantan Barat. Padahal luas lahan karet nasional dalam catatannya melebihi 3,5 juta ha.

Karena itu, ia membutuhkan sample lebih luas sebelum bisa mengeluarkan proyeksi efeknya pada produksi karet nasional.

Untuk tahap ini, pihaknya telah bekerjasama dengan Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Perkebunan dan Direktorat Perlindungan Tanaman.

"Ada rencana perluasan lahan penelitian, dan sudah dibicarakan dengan dirjen yang punya perangkat di dinas dan provinsi, kami akan segera koordinasikan untuk dapat informasi lebih luasnya," kata Gede yang juga menjabat sebagai Direktur Penelitian dan Pengembangan PT Riset Perkebunan Nusantara.

Menurut Gede, penyakit gugur daun dahulu pernah menyerang tanaman karet di Malaysia namun kini sudah tidak lagi. Sekarang pihaknya tengah mencari tahu penyebab penyebarannya. Asal tahu selain penyakit gugur daun fusicoccum, penyakit gugur daun yang biasa menyerang komoditas karet adalah Oidium, Colletothricum dan Corynespora.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×