kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gapki catat ekspor CPO dan turunannya periode Januari-Juli 2020 merosot 5,9%


Minggu, 20 September 2020 / 13:24 WIB
Gapki catat ekspor CPO dan turunannya periode Januari-Juli 2020 merosot 5,9%
ILUSTRASI. Ekspor CPO Meningkat: Panen tandan buah segar kelapa sawit di Bogor, Jumat (14/6). Berdasarkan data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), hingga Triwulan I 2019 ekspor minyak sawit secara keseluruhan (Biodiesel, Oleochemical, CPO dan Produk t


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mencatat total ekspor minyak sawit dan turunannya periode Januari hingga Juli 2020 mencapai 18,63 juta ton.

Bila dibandingkan dengan kinerja ekspor minyak sawit di periode yang sama tahun lalu, kinerja ekspor hingga Juli mengalami penurunan sekitar 5,9% dari sebelumnya mencapai 19,82 juta ton.

"Secara year on year (yoy) sampai dengan Juli, ekspor mengalami penurunan. Total ekspor produk minyak sawit sampai dengan Juli 2020 sebesar 18,63 juta ton atau 1,18 juta ton lebih rendah dari tahun lalu (yoy)," terang Direktur Eksekutif Gapki Mukti Sardjono dalam keterangan tertulis, Minggu (20/9).

Sepanjang Januari hingga Juli 2020, ekspor minyak sawit ke China sebesar 2,63 juta ton atau hanya sekitar 61% dari tahun lalu yang sebesar 4,28 juta ton. Sementara, ekspor ke India justru mengalami kenaikan menjadi 3,24 juta ton atau lebih tinggi 22% dari ekspor tahun lalu.

Baca Juga: Harga CPO cetak rekor, simak rekomendasi saham emiten perkebunan dari analis berikut

Meskipun kinerja ekspor sejak awal tahun hingga Juli mengalami penurunan, tetapi kinerja ekspor di bulan Juli justru meningkat sekitar 13,08% dari bulan sebelumnya atau dari 2,77 juta ton menjadi 3,13 juta ton. "Kenaikan volume ekspor terutama karena meningkatnya ekspor produk olahan CPO dan laurik," terang Mukti.

Adapun, ekspor produk olahan CPO mengalami kenaikan 21,87% dari 1,6 juta ton menjadi 1,96 juta ton dan laurik baik PKO dan olahan PKO meningkat 21,3% menjadi 182.000 ton. Ekspor oleokimia di Juli sekitar 326.000 ton, relatif tetap dari Juni yang sekitar 327.000 ton.

Sedangkan ekspor biodiesel menurun 3.000 ton dari 6.000 ton di Juni menjadi 3.000 ton dan CPO mengalami penurunan 19.000 ton dari 675.000 ton menjadi 656.000 ton.

Negara yang menjadi kontributor utama kenaikan ekspor di bulan Juli adalah China dan Timur Tengah, dimana ekspor ke China naik 43% menjadi 629.000 ton dan ke Timur Tengah naik 65% menjadi 273.000 ton. Namun, ekspor ke India turun sekitar 31.000 ton atau 5% dan ekspor ke Afrika turun sekitar 41.000 ton atau 15%.

Baca Juga: Harga Saham Perkebunan Belum Selaju Harga CPO, Simak Rekomendasi Analis

Secara nilai, ekspor produk minyak sawit di Juli dibandingkan Juni pun mengalami kenaikan sekitar US$ 244 juta menjadi US$ 1,86 miliar.

"Kenaikan nilai ekspor didukung oleh kenaikan harga CPO dari rata-rata US$ 602 cif Rotterdam pada Juni menjadi sekitar US$ 659 pada bulan Juli dan volume ekspor produk minyak sawit juga naik 362.000 ton," kata Mukti.

Tak hanya ekspor, konsumsi minyak sawit dalam negeri juga mengalami kenaikan sekitar 7,28% dari 1,33 juta ton di Juni menjadi 1,42 juta ton di Juli. Dari Januari hingga Juli, total konsumsi minyak sawit dalam negeri sebesar 10,09 juta ton.

Selanjutnya: Semester I 2020, produksi minyak sawit Indonesia capai 23,47 juta ton

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×