kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

GAPKI Riau gelar edukasi sawit baik Ke tenaga pendidik


Sabtu, 12 Juni 2021 / 12:07 WIB
GAPKI Riau gelar edukasi sawit baik Ke tenaga pendidik
ILUSTRASI. GAPKI Riau gelar edukasi dan sosialisasi sawit baik


Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Riau menggelar sosialisasi sekaligus edukasi tentang praktik budidaya sawit baik berkelanjutan dan segudang manfaatnya terhadap perekonomian bangsa kepada tenaga pendidik.

Langkah itu ditempuh asosiasi yang menaungi para pengusaha kelapa sawit di Bumi Lancang Kuning tersebut usai muncul materi ujian siswa kelas V SD di Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau yang kurang tepat terkait komoditas sawit, pada pekan ini. 

"Ada begitu banyak mitos dan misleading informasi yang beredar terkait sawit. Ini menjadi tugas kita untuk bersama-sama melakukan sosialisasi dan edukasi, terutama kepada tenaga pendidik yang membangun generasi muda," kata Ketua GAPKI Cabang Riau, Jatmiko K Santosa, dalam rilis yang diterima Kontan.co.id, Sabtu (12/6).

Munculnya pertanyaan yang tidak tepat dalam naskah ujian tersebut, menurut Jatmiko adalah tanggung jawab seluruh stakeholders kelapa sawit, termasuk para Pengusaha. "Kami tidak menyalahkan para guru pembuat soal atau pihak pendidik sama sekali, merupakan kewajiban kita semua, para pelaku di industri ini untuk memberikan informasi yang benar kepada seluruh stakeholders," jelas dia. 

Dalam pertemuan itu, Jatmiko menjelaskan materi soal ujian yang menyebutkan bahwa salah satu dampak negatif sawit adalah boros dalam penyerapan air, merupakan statemen yang berbeda dengan fakta yang ada.

Baca Juga: Pembagian dana pungutan hasil ekspor CPO disebut tidak adil, ini kata Apkasindo

"Faktanya tanaman paling rakus dalam mengkonsumsi air dalam bioenergi yang dihasilkan adalah rapeseed, disusul oleh kelapa, ubi kayu, jagung, kedelai, dan bunga matahari. Boros atau tidaknya suatu tanaman dalam menggunakan air harus diukur dengan produktivitas dan bioenergi yang dihasilkannya. Kelapa sawit termasuk tanaman yang paling hemat menggunakan air setelah tebu," ujar Jatmiko.

Kemudian, dia juga menerangkan bahwa manusia saat ini tidak dapat lepas dari produk turunan sawit. "Mulai dari bangun tidur hingga kita menjelang tidur kembali, sawit dan turunannya membantu kehidupan manusia. Pakaian, sabun, pasta gigi, deterjen, sampo, kosmetik, margarin, mayonaise, minyak makan, bahkan sampai dengan BBM. Bahkan saat ini, kandungannya dapat menjadi penguat imun tubuh yang sangat berguna di masa pandemi," tegas dia. 

Mendapatkan informasi tersebut, para guru yang mendengarkan pemaparan meminta GAPKI untuk dapat melaksanakan hal ini secara rutin sehingga informasi negatif yang banyak beredar tentang sawit dapat diluruskan. 

"Kami akan mengagendakan pertemuan dengan Kepala Dinas Pendidikan setempat untuk menyampaikan aspirasi agar kelapa sawit dapat menjadi materi dalam muatan lokal", tukas Jatmiko.




TERBARU

[X]
×