kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Gapkindo: Penggunaan karet untuk aspal jalan menciptakan segmen konsumsi baru


Minggu, 25 November 2018 / 21:13 WIB
Gapkindo: Penggunaan karet untuk aspal jalan menciptakan segmen konsumsi baru
ILUSTRASI. Produksi karet nasional


Reporter: Annisa Maulida | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gabungan Perusahaan Karet Indonesia mengatakan, pemakaian karet untuk aspal pembangunan jalan dapat menciptakan segmen konsumsi karet yang baru dan diharapkan karet yang digunakan dari karet olahan crumb rubber atau serbuk karet.

Presiden Joko Widodo pada pelantikan pengurus Tim Kampanye (TKD) Koalisi Indonesia Kerja (KIK) Sumatra Selatan di The Sultan Conventional Center Palembang (25/11) mengatakan, sudah ada sedikit jalan keluar untuk karet. Misalnya, hari ini pemerintah akan bertemu dengan petani karet di Palembang untuk mengambil 5.000 ton untuk Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk pembangunan jalan.

Ketua Umum Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Moenardji Soedargo menjelaskan, sejak tahun 2015 Gapkindo sudah mengusulkan ke pemerintah untuk mencari terobosan agar karet bisa menjadi campuran untuk pembangunan infrastruktur jalan.

“Tujuan Gapkindo mengusulkannya di tahun 2015 kepada pemerintah, supaya bisa menggertak pasar bahwa ada segmen pengguna baru yaitu aspal karet. Pemerintah membangun jalan akan menggunakan karet dalam jumlah banyak, jadi (pasar internasional) jangan tekan-tekan harga,” lanjutnya kepada Kontan.co.id, Minggu (25/11).

Moenardji mengatakan, sejak tahun 1970-an pemerintah telah membentuk struktur bangun industri karet alam di Indonesia yang dikonsentrasikan karet alam dari petani 95% diolah dari pabrik menjadi crumb rubber. Selama ini pabrik ban di dalam negeri hanya bisa menyerap sekitar 600.000 ton per tahun dan sisanya sekitar 2,9 juta ton oleh anggota Gapkindo dicarikan pasar di luar negeri.

“Kalau Indonesia membutuhkan karet untuk membuat jalan, kita bisa kurangi ekspor supaya harga di pasar Internasional terasa tepat, kita isi untuk kebutuhan Indonesia dalam membuat jalan. Dengan mengurangi berapa pun untuk membuat jalan, anggota Gapkindo sangat siap untuk bisa mengisi kebutuhan tersebut,” lanjutnya.

Moenardji mengusulkan, jika karet yang akan digunakan untuk aspal bisa menggunakan karet yang merupakan mata rantai dari crumb rubber, bisa dari barang crumb rubber atau barang yang setengah dari crumb rubber.

“Kalau pun tidak sampai kualitas setengah crumb rubber, tapi bisa dari hasil olahan dari pabrik-pabrik crumb rubber. Jadi semua, baik itu dari petani dan pabrik industri pengolahan bisa bergerak untuk mendukung aspal karet ini,” ujarnya.

Moenardji menambahkan, Gapkindo bekerjasama dengan Kementerian Perdagangan dalam diplomasi perkaretan di dunia internasional. Ada satu kerja sama multilateral dari tiga negara yaitu Thailand, Indonesia, dan Malaysia sebagai negara produsen utama bersama mengatur, menganalisa, dan menyiasati ketimpangan harga yang terjadi di pasar internasional. Salah satunya penciptaan segmen konsumsi baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×